Bisnis.com, DENPASAR - Bisnis properti di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bergeliat seiring dengan tingginya jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.
Ketua DPD REI Nusa Tenggara Timur, Bobby Pitoby menjelaskan tingginya kunjungan wisatawan menjadi ceruk bisnis yang menjanjikan bagi para pengusaha properti. Data terakhir kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Labuan Bajo mencapai 80.000 wisatawan pada 2023. Meski persentasenya masih didominasi wisatawan lokal, namun tren kunjungannya meningkat setiap tahun, peningkatannya terjadi pasca pandemi tahun 2022 hingga sepanjang tahun ini.
Menurut Bobby, Labuan Bajo merupakan lokasi emas yang mesti dijajaki para investor. Selain pengembang/developer dalam negeri, pelaku bisnis properti asing pun telah mengembangkan proyeknya di Labuan Bajo. Mereka berlomba masuk, karena lahan yang tersedia sangat terbatas.
Baca Juga
Beberapa lokasi di Labuan Bajo yang merupakan area premium dan menjadi incaran investor satu diantaranya adalah Mawatu. Selain strategis dan memiliki pemandangan panorama alam yang indah, Mawatu cukup menjanjikan untuk pengembangan properti seperti resort dan pusat bisnis.
“Landed house berupa villa atau resort saat ini sudah mulai menjamur di Labuan Bajo. Segmen tersebut bisa dikatakan sangat prospektif, jika dilihat dari kunjungan wisatawan yang berlibur ke Labuan Bajo. Setiap tahunnya peningkatan jumlahnya mencapai 15 persen-20 persen setelah Bali. Para wisatawan kini telah memilih Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata pilihan terbaik untuk berlibur,” terangnya.
Menurut Bobby sangat tepat jika developer sekelas Vasanta Group mengembangkan proyeknya di Mawatu, Labuan Bajo. Apalagi, jaraknya hanya 10 menit dari Bandara Internasional Komodo. Di Mawatu sendiri kini sudah menjamur resort mewah dan hotel bintang lima seperti St. Regis, The Ritz Carlton, JW Marriott, Pelataran dan hotel berbintang lainnya. Bahkan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang membangun kawasan Nusa Dua di Bali juga hadir sini.