Bisnis.com, DENPASAR – Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengungkap kajian feasibility study atau studi kelayakan LRT Bali fase I yang sedang berjalan sudah memperlihatkan potensi pembengkakan biaya pembangunan LRT pertama di Pulau Dewata tersebut.
Suharso menjelaskan hasil sementara feasibility study mengungkap biaya pembangunan LRT Bali akan menelan biaya hingga Rp11 triliun, jauh lebih besar dari perkiraan awal pemerintah yang diproyeksikan hanya menghabiskan Rp8 triliun. Namun Suharso mengungkap LRT Bali masih dalam proses FS, dan angka tersebut masih bisa berubah.
“Kalau anggaran pasti saya tidak berani sampaikan karena masih dalam tahap feasibility study. Dari awal kan angkanya Rp8 triliun, sekarang sudah membengkak mendekati angka Rp11 triliun,” jelas Suharso saat dikonfirmasi media dikutip, Minggu (20/8/2023).
Lebih jauh Suharso mengungkap dalam tahap FS, dikaji berbagai aspek penting seperti kawasan yang akan dilalui oleh jalur LRT ini kemudian pembiayaan hingga pola kerja sama antara pemerintah pusat, daerah dan pihak swasta.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, LRT Bali Fase I ini dibangun dengan titik awal di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, kemudian LRT ini direncanakan akan menghubungkan kawasan sentral parkir Kuta, hingga kawasan wisata Seminyak. Rencananya fase satu ini juga dibagi dalam dua tahap yakni LRT Fase 1A dari Bandara ke Sentral Parkir Kuta, dan LRT fase 1B dari Central Parkir ke Seminyak.
Sedangkan LRT Fase dua disebut dari Seminyak ke Mengwitani, Kabupaten Badung. Jika berjalan mulus, LRT fase I dan II ini akan menjadi transportasi publik modern pertama yang dibangun di Bali. LRT ini diharapkan bisa menarik minat masyarakat Bali dan wisatawan untuk menggunakan transportasi publik. Apalagi kawasan Kuta hingga Seminyak kapasitas jalan raya sangat terbatas, karena ukuran kecil, namun dilintasi oleh ratusan ribu kendaraan roda dua hingga bus wisata setiap hari, sehingga kemacetan parah masih sering terjadi.
Baca Juga
Walaupun masih dalam tahap studi kelayakan, Kementerian Perhubungan sudah menawarkan proyek kereta ringan ini ke investor di luar negeri bersama sejumlah proyek transportasi lainnya. Kemenhub yakin LRT Bali Fase I akan menarik minat investor.