Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Targetkan Penanaman 1.000 Hektare Bawang Putih

Pemerintah Provinsi Bali menargetkan penanaman 1.000 hektare bawang putih untuk menekan konsumsi bawang putih impor.
Pedagang menunjukan bawang putih di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pedagang menunjukan bawang putih di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali menargetkan penanaman 1.000 hektare bawang putih untuk menekan konsumsi bawang putih impor dan meningkatkan kemandirian pangan Bali. 

Gubernur Bali Wayan Koster menjelaskan sejumlah kabupaten akan difokuskan untuk penanaman bawang putih yakni Buleleng, Bangli, dan Tabanan.

Tiga kawasan tersebut cocok untuk penanaman bawang putih karen memilikai ketersediaan lahan yang cukup dan subur. Sebenarnya Bali pernah menjadi produsen bawang putih, terutama di desa Songan, Bangli yang terkenal memproduksi bawang putih berkualitas. 

Namun, menurut Koster, petani di Bali enggan menanam bawang putih karena harga bawang putih lokal di pasar lebih mahal dengan bawang putih impor sehingga selalu kalah bersaing.

“Akibat bawang putih mereka tidak laku di pasar, petani enggan menanam bawang putih lagi, dampaknya bawang putih impor yang menguasai pasar dan produksi bawang putih Bali sangat rendah,” jelas Koster di sela kegiatan KBS Festival dikutip pada Jumat (18/8/2023). 

Jika penanaman bawang putih sudah mencapai 1.000 hektare dan hasil produksinya bagus, Pemprov akan menyetop bawang putih impor masuk ke Bali.

Dengan kebijakan tersebut diharapkan dari kalangan rumah tangga hingga industri makanan dan minuman (akmamin) menyerap bawang putih lokal yang lebih berkualitas.

Menurutnya harga bawang putih lokal yang sedikit lebih mahal agar jangan terlalu dipersoalkan, karena dengan membeli bawang putih lokal akan meningkatkan kesejahteraan petani dan berdampak ke ekonomi Bali. 

Menurut Data Indonesia, produksi bawang putih di Bali pada 2022 hanya 689 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi bawang putih jauh lebih besar dari produksinya. Rendahnya produksi tersebut, membuat bawang putih impor dari China banyak menguasai pasar di Bali.

Koster juga mengklaim selain bawang putih, komoditas lain sudah bisa diproduksi secara mandiri oleh Bali, seperti beras, bawang merah, tomat, cabai, sehingga tidak perlu mendatangkan komoditas impor ke Bali.

Bahkan Koster mendorong ratusan hotel berbintang di Bali untuk menyerap komoditas lokal Bali. Jika sudah tidak cukup atau produknya tidak ada baru mengambil dari luar daerah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper