Bisnis.com, MATARAM - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau warga nelayan di Pantai Ampenan waspada terhadap potensi dampak terbakarnya kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM) Pertamina MT Kristin pada Minggu (26/3).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Senin (27/3/2023), mengatakan sejauh ini akibat terbakarnya kapal milik Pertamina itu hanya kecemasan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.
"Kemarin masyarakat cuma cemas saja karena takut kebakaran itu akan berdampak ke pinggir laut. Tapi Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada laporan terkait dampak kebakaran tersebut," katanya.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi musibah kapal pengangkut BBM Pertamina MT Kristin yang terbakar pada Minggu (26/3) sekitar pukul 14.50 Wita, di perairan Kota Mataram.
BPBD mengimbau warga nelayan agar tetap waspada dan berhati-hati ketika beraktivitas di laut. Saat melaut, nelayan juga diharapkan tidak terlalu dekat dengan kapal terbakar.
"Semoga musibah ini tidak berdampak ke warga nelayan di sekitar, sebab kalau melihat jarak terjadinya kebakaran yang menjadi area parkir pesawat sebelum,s lumayan jauh," katanya.
Baca Juga
Sementara terkait dengan dampak terharap air dan udara akibat kebakaran kapal MT Kristin yang membawa muatan 5.900 kilo liter (KL) Pertalite, menurutnya, kemungkinan akan dikaji pihak terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Namun demikian, pihaknya berharap kalaupun ada dampak ke air dan udara diharapkan bisa segera teratasi. Untuk hal itu, BPBD akan coba melakukan koordinasi dengan para pihak-pihak terkait.
"Sejauh ini, kita memang belum ada koordinasi. Tapi, prinsipnya, kita siap bila diperlukan bantuan," katanya.
Insiden kebakaran tanker BBM milik perusahaan jasa pengangkut PT Hanlyn Jaya Mandiri itu terjadi sekitar pukul 14.45 Wita. Rencananya, tanker BBM yang mengangkut 5.900 kilo liter pertalite tersebut akan melakukan pengisian di Depo Pertamina Ampenan.
Ledakan pun terjadi ketika kapal sedang menunggu antrean distribusi di perairan Ampenan. Saat itu, sebanyak tiga ABK menuju ke bagian depan kapal untuk menurunkan jangkar.
Berdasarkan laporan warga pesisir pantai Ampenan, sempat terdengar suara ledakan yang diduga berasal dari kapal tersebut sebelum pada akhirnya terlihat kobaran api