Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Cabai di Bali Masih Kurang

Cabai ini masih memberi kontribusi pada inflasi Bali sehingga harus bekerja keras menstabilkan harganya.
Pedagang menata cabai./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata cabai./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, DENPASAR - Produksi cabai di Bali masih kurang untuk memenuhi kebutuhan wilayah setempat sehingga berdampak terhadap harga yang tidak stabil. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Trisno Nugroho mengungkap sulit menemukan petani yang menanam cabai di lahan yang luas di Bali. Rata-rata luas lahan tanam cabai hanya berkisar 10-15 are per petani, sehingga produksi cabai Bali tidak bisa optimal. 

Kurangnya produksi cabai membuat harga di tingkat pengecer sulit distabilkan karena fluktuasi harga yang tinggi. Trisno mengungkap pada awal Februari misalnya harga cabai rawit berkisar di Rp47.000 per kg sekarang sudah di angka Rp57.000 per kg. BI bersama tim pengendali inflasi daerah (TPID) berupaya mencari sentral cabai di Bali untuk pengendalian harga tetapi sulit menemukan cabai dalam volume yang besar. 

"Cabai ini masih memberi kontribusi pada inflasi Bali sehingga harus bekerja keras menstabilkan harganya, karena produksinya kurang. Saat ini kami mulai mendorong agar Pemda yang masih memiliki lahan yang luas untuk menanam cabai. PJ Bupati Buleleng sudah menyatakan siap menanam cabai di atas lahan yang luas, lebih dari 1 hektare. Jika terealisasi ini sangat membantu stok cabai Bali," jelas Trisno dikutip, Jumat (17/1/2023). 

Trisno mengungkap target inflasi Bali di 2023 di kisaran 3 persen sesuai dengan target pemerintah pusat. Untuk mencapainya harus dibarengi dengan langkah konkret seperti peningkatan komoditas volatile food yang selama ini menyumbang inflasi Bali. 

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat produksi cabai Bali setiap tahun berkisar di angka 40.000 ribu ton, seperti di 2020 produksi cabai Bali sejumlah 43.380 ton dan di 2021 berjumlah 40.922 ton. Sentral cabai Bali tersebar di kabupaten Banglo, Karangasem dan Buleleng. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper