Bisnis.com, MATARAM – Nusa Tenggara Barat memulai konversi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik sebagai upaya untuk mewujudkan penggunaan kendaraan listrik di daerah.
Menariknya, pengembangan konversi kendaraan listrik NTB tidak dilakukan oleh pelaku industri besar atau produsen kendaraan besar tetapi dilakukan oleh Industri Kecil dan Menengah (IKM) di NTB. Atas dorongan Pemprov NTB, terdapat enam IKM yang sudah melakukan pengembangan konversi kendaraan listrik.
Walaupun belum melakukan konversi secara besar-besaran, prototype atau contoh hasil konversi kendaraan listrik yang ditampilkan di Kantor Dinas Perindustrian NTB sangat menjanjikan. Sepeda motor konvensional merk pabrikan ternama yang dikonversi oleh salah satu IKM NTB bisa digunakan dengan mudah.
Kendaraan konversi yang diberi nama MOKE ini menggunakan baterai dan bisa menempuh jarak 50 km. Perubahan yang paling mencolok dari kendaraan ini tidak ada lagi suara kendaraan ketika berjalan, kemudian knalpot yang selama ini menghasilkan emisi sudah dihilangkan.
Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti, menjelaskan selain berubah secara fisik, surat-surat kendaraan yang sudah dikonversi menjadi kendaraan listrik juga berubah. Pemprov NTB sudah memfasilitasi perubahan status kendaraan tersebut sehingga nantinya status kendaraan listrik tersebut legal secara aturan.
“Kami memang serius mempelopori konversi kendaraan listrik ini, mulai dari pembinaan IKM yang menjadi pelaku konversinya hingga memfasilitasi perubahan status kendaraan listrik. Konversi kendaraan listrik ini bagian dari industrialisasi berbasis IKM yang kami mulai sejak 2018,” jelas Nuryanti di kantornya, Senin (10/1/2023).
Baca Juga
Selain konversi kendaraan listrik, IKM NTB juga memproduksi sepeda listrik dengan brand Ngebuts, LE-BUI yang dikembangkan oleh Universitas Teknologi Sumbawa. Sepeda listrik ini sudah melalui sertifikasi uji tipe pada 2020 dan 2021.
PLN UIW NTB juga ikut berpartisipasi dengan mengeluarkan sepeda listrik model type-B. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di NTB juga mengembangkan model-model kendaraan listrik seperti cidomo listrik yang dikembangkan oleh SMKN 3 Mataram. Cidomo merupakan kendaraan tradisional NTB yang ditarik dengan tenaga kuda.
Nuryanti optimistis NTB menjadi salah satu daerah yang bisa mengadopsi kendaraan listrik dengan cepat karena iklim kendaraan listrik yang sudah terbangun lewat IKM. “Fenomena kendaraan listrik ini jelas menunjukkan bahwa pengembangan energi terbarukan berbasis listrik di NTB memiliki peluang besar untuk dikembangkan,” ujar Nuryanti.
Sementara itu, Sistem Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang menjadi pendukung operasi kendaraan listrik sudah mulai dibangun. PLN UIW NTB mencatat saat ini terdapat 7 SPKLU yang tersebar di beberapa titik seperti di Kantor Gubernur NTB, Kantor Dinas Perhubungan NTB, Kantor PLN UIW NTB, Kantor PLN ULP Selong, dan SMKN 3 Mataram. Dua SPKLU lainnya berada di Hotel Santika dan MVP Coffee Company Grand Natura.