Bisnis.com, DENPASAR – Tren transaksi digital atau nontunai di kalangan wisatawan di Bali meningkat seiring keberadaaan beragam infrastruktur pembayaran nontunai seperti Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS).
Owner Montana Cafe Kintamani, Nyoman Setia Adiputra, menjelaskan saat ini 60 persen pengunjungnya melakukan pembayaran secara nontunai.
“Terutama yang menggunakan QRIS itu banyak sekali, walaupun saya tidak bisa menyebutkan nilai transaksinya, tapi dari 100 pengunjung kami setiap hari, sebagian besar sudah membayar secara nontunai, dengan QRIS, kemudian mobile banking, dan kartu kredit,” jelas Setia saat dihubungi Bisnis, Senin (19/12/2022).
Montana Cafe Kintamani merupakan salah satu kafe yang menyediakan sajian utama kopi kintamani dan kopi Australia di destinasi wisata Kintamani dengan view Gunung Batur. Montana Cafe sejak awal pandemi menyediakan kanal pembayaran QRIS, dan merchant Montana dinobatkan sebagai QRIS dengan transaksi tertinggi di Indonesia Tengah oleh Bank Indonesia.
Setia menjelaskan tren pembayaran digital dimulai ketika pandemi Covid-19 di awal 2020, dan diproyeksikan pembayaran secara non tunai akan terus tumbuh apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru dimana mayoritas pengunjung dari wisatawan domestik dan mancanegara.
“Jelang Nataru kami sudah bersiap untuk peningkatan kunjungan, transaksi digital pun akan meningkat saat musim liburan,” ujar Setia.
Baca Juga
Pelaku pariwisata lainnya juga melihat tren yang sama, seperti CEO PT Dream Wisata Indonesia (DreamWell), sebuah perusahaan yang bergerak di sektor agen pariwisata, Andres Soriano, menjelaskan sistem pembayaran digital semakin digemari oleh wisatawan, terutama setelah adanya QRIS.
“Itu terlihat dari pengguna platform yang kami sediakan yaitu Netzme, penggunanya sudah 3,5 juta orang hingga saat ini, mayoritas wisatawan, mereka senang karena platform kami sudah terintegrasi dengan QRIS,” jelas Andres dalam keterangan resminya yang diterima Bisnis, Senin (19/12/2022).
Menurut Andrean perubahan tren wisatawan ini juga berdampak terhadap UMKM yang ada di Bali yang mulai terbiasa menggunakan merchant QRIS yang tersedia. Ekosistem pembayaran digital yang sudah terbangun ini menurut Andreas akan mempercepat geliat pariwisata Bali yang sedang tumbuh pasca pandemi.
Bank Indonesia juga mencatat transaksi pertumbuhan transaksi QRIS, pada Oktober 2022 nilai transaksi QRIS di Bali mencapai Rp217 miliar atau tumbuh 190 persen secara tahunan (yoy).
Jumlah pengguna QRIS di Bali 609.343 pengguna, dan jumlah merchant yang ada mencapai 544.089 merchant yang tersebar di berbagai sektor usaha dari hotel hingga UMKM. Bali menjadi daerah pengguna QRIS yang tumbuh agresif setelah Jakarta, dengan pertumbuhan user 158 persen pada Oktober.