Bisnis.com, DENPASAR – Banjir bandang di Kabupaten Jembrana pada Senin (17/10/2022) sempat membuat jalur transportasi dari pulau jawa menuju terminal Mengwi harus dialihkan melalui jalur pantai utara Bali atau jalur Gilimanuk Seririt.
Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) diminta tidak melewati jalur biasa karena banyak jalan dan jembatan yang masih tertimbun lumpur, batu dan pepohonan akibat banjir bandang.
Kepala Terminal Mengwi, Erwin Rahadi, menjelaskan, pengalihan jalur tersebut berdampak terhadap waktu tempuh bus dari Gilimanuk yang semakin panjang karena harus melalui rute Gilimanuk ke Seririt, kemudian ke Bedugul yang jalannya menanjak, kemudian dari Bedugul ke Terminal Mengwi.
“Bus atau mobil yang biasanya dari Gilimanuk hanya tiga jam, sekarang harus menempuh waktu enam jam, jauh lebih lama,” jelas Erwin saat dihubungi Bisnis, Rabu (19/10/2022).
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Made Rentin, menjelaskan, sejak Selasa (18/10/2022) pukul 14.15 jalur utama Gilimanuk – Mengwi dibuka untuk kendaraan tetapi masih dalam tahap uji coba atau buka tutup.
Mulai diizinkannya kendaraan besar lewat setelah Balai Jalan menilai jembatan panjang tersebut masih layak dilewati oleh kendaraan besar, tetapi kendaraan seperti Bus dan truk fuso tetap direkomendasikan menggunakan jalur Gilimanuk – Seririt yang jauh lebih aman.
Baca Juga
“Material banjir bandang yang menutupi jembatan sejak kemarin sore sudah dibersihkan oleh tim gabungan, dan kemarin sore pun sudah diberikan akses jalan khusus untuk kendaraan roda dua dan roda empat kecil,” jelas Rentin dalam siaran pers.
Sebelumnya, Kepala BPBD Bali I Made Rentin menyatakan peristiwa bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa sejumlah daerah di Pulau Dewata pada Senin (17/10) menyebabkan enam orang meninggal dunia.
"Total meninggal dunia enam orang. Ada tiga orang di Kabupaten Karangasem, satu orang di Bangli, satu orang di Tabanan, dan satu orang di Jembrana," kata Rentin di Denpasar, Selasa.
Selain menyebabkan korban meninggal dunia, bencana banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Bali juga menyebabkan sejumlah jembatan penghubung di kabupaten terputus dan sejumlah rumah warga rusak, dan warga dilaporkan mengungsi ke rumah kerabat terdekat sementara waktu.
Jembatan penghubung yang putus, di antaranya yang menghubungkan Kelurahan Tegal Cangkring-Desa Penyaringan di Kabupaten Jembrana. Akibat meluapnya air Sungai Bilukpoh, Kabupaten Jembrana juga terjadi penumpukan batang kayu, sehingga terjadi kemacetan total jalur Gilimanuk-Denpasar.
Jembatan tersebut sempat tidak bisa dilewati, sehingga mengganggu arus transportasi. Namun pada hari ini, Selasa (18/10), jembatan sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat terbatas dengan sistem buka tutup.
BPBD juga memantau banyak tumpukan batang kayu dan sampah yang terbawa banjir, sehingga mengakibatkan kemacetan jalur Gilimanuk ke Denpasar.
Pusat Pengendalian Operasi BPBD Provinsi Bali juga menginformasikan dampak cuaca ekstrem di sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Karangasem, Bangli dan Tabanan.(C211)