Bisnis.com. DENPASAR—Survei Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali mencatat sekitar 70,6 persen wisatawan mancanegara yang datang ke Pulau Bali ingin menikmati kesenian, kebudayaan dan kuliner di daerah ini yang dikenal unik.
Atraksi kesenian Bali seperti tari kecak, tari pendet dan jenis seni lainnya menjadi primadona wisman yang datang ke Bali. Kebudayaan asli Bali seperti arsitektur bangunan, tata kehidupan masyarakat adat yang mampu dipertahankan di era modernisasi juga menjadi daya tarik utama lainnya.
Deputi Kepala BI Bali, Gusti Agung Diah Utari, menjelaskan secara spesifik 80 persen wisman datang ke Bali pada 2022 karena alasan atraksi yang menarik, selain karena semakin mudahnya syarat masuk dan transportasi udara yang memadai.
“Atraksi berada di seni dan budaya Bali yang unik, dua hal ini yang menopang kualitas wisata Bali,” jelas Utari melalui zoom, Selasa (30/8/2022).
Survei tersebut dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali terhadap wisatawan asing yang berkunjung ke Pulau Dewata. Namun tidak disebutkan kapan periode survey dan jumlah respondennya.
Hanya ditegaskan dalam survey itu bahwa sebanyak 69,4 persen wisman datang ke Bai ingin menikmati wisata bahari, danau hingga sungai, kemudian 52,9 persen ingin menikmati wisata pedesaan. Selanjutnya 44,7 persen ingin menikmati ekowisata, 18,8 persen ingin berwisata sejarah dan wisata kota.
Survei BI juga memperlihatkan indicator atraksi, budaya dan kuliner menempati posisi tertinggi dalam penilaian kualitas wisata Bali dengan poin 6,1. Kemudian disusul oleh keramahan penduduk dan ketersediaan fasilitas pendukung wisata. Berbeda dengan budaya, dalam penilaian fasilitas yang ramah lingkungan, kelestarian lingkungan, Bali masih mendapatkan skor yang rendah.
“Pariwisata Bali memerlukan perhatian yang lebih serius dalam isu kelestarian lingkungan, peningkatan kebersihan, keamanan, dan fasilitas umum di destinasi wisata,” jelas Utari.
Bank Indonesia merekomendasikan agar pemerintah bersama masyarakat untuk meningkatkan upaya pelestarian lingkungan dan kebersihan di destinasi wisata maupun di perkotaan. program green building dinilai cocok dalam upaya pelestarian lingkungan. selain itu, macet dan keterbatasan lokasi parkir masih menjadi keluhan wisatawan, sehingga penyediaan transportasi serta parkir yang memadai dinilai mendesak untuk direalisasikan.