Bisnis.com, DENPASAR – Pulau Dewata bakal memiliki 7.522 kamar hotel baru dalam jangka waktu lima hingga enam tahun mendatang. Pembangunan kamar hotel baru ini untuk memenuhi minat pasar atau konsumen terhadap hotel dengan nuansa baru dan kekinian.
Business Development Manager Smith Travel Research, Veranica Maidankay, menjelaskan dari proyeksi 7.522 kamar, 43 persen kamar hotel sudah masuk tahap konstruksi bahkan beberapa hotel sudah selesai dibangun dan siap dibuka untuk wisatawan.
“Pembangunan kamar hotel baru terus tumbuh termasuk di Bali sebagai daerah wisata, bahkan ada hotel yang sudah selesai konstruksi, tinggal dibuka pada 2022 ini,” jelas Vera melalui Zoom, Selasa (30/8/2022).
Bali masih menjadi magnet utama bagi wisatawan mancanegara sehingga pembangunan kamar hotel terus tumbuh. Menurut Vera, hingga Juli 2022 kawasan Canggu dan Seminyak menjadi kawasan terbanyak yang dikunjungi oleh wisatawan, baru kemudian disusul oleh Jimbaran, Sanur, dan Ubud.
Secara nasional, Indonesia akan memiliki 14.000 kamar hotel baru, uniknya mayoritas atau sekitar 20 persen kamar hotel tersebut berada di kawasan Indonesia Timur seperti Papua, Maluku hingga Lombok. Kemudian disusul oleh Jawa Timur, Banten dan Jawa Barat, Sumatera, Jakarta, Bali, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Kalimantan dan Sulawesi.
Tipe hotel yang paling banyak dibangun oleh investor yakni hotel bintang tiga dan empat. “Dua tipe hotel tersebut paling diminati investor di Indonesia,” ungkap Vera.
Baca Juga
Saat pembangunan hotel baru sedang bergeliat, Bank Indonesia mencatat Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) di Bali masih jauh dari kondisi normal. Hingga Juni 2022, TPK hotel bintang di Bali baru 38,7 persen, lebih rendah dari TPK hotel di Jakarta yang sudah mencapai 54,3 persen dan Yogyakarta 66,4 persen. TPK hotel non bintang juga di Bali juga baru 17,4 persen, sedangkan di Jakarta dan Yogyakarta masing-masing 41,4 persen dan 25 persen.
Deputi Kepala BI Bali, Gusti Agung Diah Utari, menjelaskan tingkat penghunian kamar hotel bintang tertinggi berada di kawasan Kuta dengan 59,8 persen, kemudian Seminyak 58 persen, Nusa Dua 50,2 persen. "Sementara kawasan wisata lainnya seperti Ubud, Legian, Jimbaran masih di bawah 50 persen," ujar Utari.
Menurut Utari, TPK di pulau dewata sudah menunjukkan peningkatan sejalan dengan peningkatan kunjungan wisatawan walaupun masih rendah jika dibandingkan dengan Jakarta dan Yogyakarta. (C211)