Bisnis.com, DENPASAR – Pengiriman sapi Bali keluar daerah menjelang perayaan Iduladha 2022 meningkat 50 persen jika dibandingkan dengan kondisi normal. Meningkatnya permintaan sapi Bali didukung oleh status Bali yang saat ini masih bebas penyakit mulut dan kuku (PMK)
Data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali mencatat kuota sapi Bali untuk dikirim ke luar daerah sejumlah 60.000 ekor, yang dibagi dalam empat kuartal pengiriman.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, I Wayan Sunada, menjelaskan jelang Idul Adha, Bali sudah mengirim 12.000 sapi ke luar daerah seperti ke Jakarta, Lampung, dan Kalimantan.
“Peningkatan pengiriman mencapai 50 persen jelang Iduladha ini. Karena Bali berstatus zona hijau atau bebas PMK, jadi kami sudah bisa menerbitkan surat keterangan kesehatan hewan ternak," kata Sunada kepada Bisnis pada Kamis (23/6/2022).
Menurutnya dengan tingginya pengiriman, kuota sapi Bali untuk ke luar daerah sudah menipis. Saat ini kuota untuk kuartal II/2022 tinggal 8000 ekor. Sementara kami memiliki 60 pengusaha sapi yang aktif mengirim ke luar daerah.
"Kami menyiasati menipisnya kuota dengan mengeluarkan dua izin setiap hari untuk satu pengusaha,” ujarnya.
Baca Juga
Untuk menjaga sapi Bali tetap sehat, Sunada menjelaskan menggunakan suntik vitamin secara berkala dan menjaga kebersihan sapi dan kendang. Sementara itu, untuk vaksin PMK Bali hingga saat ini belum menerima jatah vaksin PMK.
"Vaksin PMK belum ada, kami menggunakan suntik vitamin untuk menjaga kesehatan sapi, kemudian sebelum dikirim ke luar daerah kami pastikan sapi itu sehat dan bersih," kata Sunada.
Mengantisipasi masuknya wabah PMK, Bali memperketat zona masuk di tiga titik pelabuhan yakni di pelabuhan Gilimanuk, kabupaten Jembrana, pelabuhan Celukan Bawang Buleleng dan pelabuhan Padang Bai, yang merupakan pintu masuk dari Lombok.
"Kami memang memperketat pintu masuk, tapi dari dulu sapi luar memang tidak boleh masuk Bali, karena Bali merupakan lumbung sapi, kalau sapi Bali keluar boleh," ujar Sunada. (C211)