Bisnis.com, MATARAM - Proses pembangunan jalan tol Gilimanuk Mengwitani dimulai dengan Penandatanganan Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada Selasa (8/3/2022) di Denpasar, Bali.
Jalan tol yang menghubungkan Bali Barat dengan pusat ekonomi dan pariwisata Bali selatan dibangun sepanjang 96,84 km dan akan melalui 3 kabupaten yakni kabupaten Jembrana, Tabanan dan Badung. Dengan nilai investasi Rp24,6 triliun, pembangunan akan dibagi dalam 3 seksi yakni seksi I Pekutatan - Gilimanuk sepanjang 54,749 km, seksi II Pekutatan - Soka 23,175 km, dan seksi III Soka - Mengwi sepanjang 18,920 km.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit menjelaskan tender pembangunan dimenangkan oleh 3 konsorsium yakni PT. Sumber Rodium Perkasa, PT. Cipta Sejahtera Nusa Utama dan PT. Bumi Sentosa Dwi Agung. Tender sendiri sudah dilakukan sejak 25 Februari 2021 dan pengumuman pemenang tender pada 7 Maret 2022.
"Tiga perusahaan tersebut sekaligus menjadi pemegang saham di Tol Gilimanuk Mengwi dimana pemegang saham mayoritas PT.Sumber Rodium Perkasa dengan jumlah saham 80 persen kemudian PT. Cipta Sejahtera Nusa Utama dengan saham 15 persen dan PT. Bumi Sentosa Dwi Agung 5 persen," jelas Danang dikutip dari live youtube pada Selasa (8/3/2022).
Kontruksi jalan tol akan dimulai pada Juli 2022 dan ditargetkan rampung pada November 2024. Jalan tol ini akan dilengkapi dengan 4 rest area tipe A dan 4 rest area tipe B, rest area akan dilengkapi dengan fasilitas publik dan gerai UMKM. Selain itu, jalan tol ini juga menyediakan jalur sepeda, sepeda motor.
"Karena ini daerah pariwisata kami menyesuaikan model tol yang akan hadir di Bali," jelas Danang.
Baca Juga
Gubernur Bali Wayan Koster menjelaskan adanya jalan tol Gilimanuk Mengwi akan memangkas waktu perjalanan dari 5 -7 jam menjadi 1,5 - 2 jam saja.
"Dengan perjalanan yang semakin singkat maka pemerataan ekonomi Bali yang selama ini berpusat di Selatan semakin cepat dilakukan, kemudian wisatawan yang berasal dari pulau Jawa akan lebih cepat sampai di destinasi wisata sehingga mereka akan semakin lama berada di Bali," jelas Koster.
Koster menjelaskan pembangunan tol sudah di setujui oleh masyarakat Jembrana, Tabanan, dan Badung yang lahannya akan dilalui oleh tol tersebur.
"Dari 8.643 orang pemilik lahan sejumlah 8.641 orang yang setuju sedangkan yang tidak setuju hanya 2 orang. Artinya mayoritas setuju lahannya dibebaskan untuk pembangunan tol dan berharap tol segera terwujud," kata Koster.
Sementara itu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono menjelaskan pembangunan jalan tol mengambil jalur pantai untuk menjaga lingkungan Bali tetap lestari.
"Jalan tol ini akan menjadi pertama di Indonesia menyediakan jalur sepeda. Kami akan mengawasi proses pembangunannya dan dipastikan sudah beroperasi pada November 2024," kata Basuki. (K48)