Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korban Investasi Bodong di NTB Banyak dari Kalangan Mahasiswa

Kerugian korban LBC yang melapor ke Polda NTB mencapai Rp10 miliar, tetapi menurut informasi kerugian semua korban triliunan.
Ilustrasi tindakan penipuan atau investasi bodong./123rf
Ilustrasi tindakan penipuan atau investasi bodong./123rf

Bisnis.com, MATARAM - Mahasiswa di Nusa Tenggara Barat banyak menjadi korban investasi bodong karena minimnya literasi keuangan dan investasi.

Kasubdit II Perbankan Direktorat Reskrimsus Polda NTB AKBP I Komang Satra menjelaskan mahasiswa di NTB menjadi korban investasi bodong mulai dari Dapur Caca, Lucky Best Coin (LBC) yang sudah memakan ratusan korban.

"Mahasiswa di NTB banyak yang jadi korban investasi bodong ini, terutama investasi bodong Dapur Caca, ada juga namanya Masker Pedas dan LBC," jelas Komang pada Selasa (1/3/2022).

Mahasiswa dan korban lain dari investasi bodong tergiur dengan janji keuntungan yang sebenarnya tidak wajar seperti tawaran keuntungan hingga 30 persen setiap bulan. "Padahal mahasiswa golongan terdidik, tetapi karena tawaran keuntungan yang banyak sehingga tergiur dan ikut, padahal yang untung itu owner saja, dan anggota di bawah pasti rugi," kata Komang.

Komang juga menjelaskan perkembangan kasus LBC di Polda Bali saat ini terus berjalan. Polda Bali telah memeriksa sejumlah saksi. "Kerugian korban LBC yang melapor ke Polda NTB mencapai Rp10 miliar, tetapi menurut informasi kerugian semua korban triliunan. Yang sudah kami diperiksa 15 orang. LBC ini juga berkembang ke NTT Bali, Papua, Medan. Pendirinya orang NTB tapi korbannya samapai NTT, jumlah korban 100 orang tapi sudah dikembalikan," ujar Komang.

Sementara itu laporan Pinjaman Online (Pinjol) di Polda NTB selama 2021 terdapat 142 laporan kasus. Laporan yang masuk termasuk belanja online dan arisan online. Komang menjelaskan 142 Pinjol tidak ada kantornya di NTB tapi berada di Jakarta, Medan dan Bandung, sehingga penanganannya diserahkan dimana tindak pidana terjadi.

"Pelakunya sudah diungkap di Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat dan Polda Jawa Tengah. Pada 2022 saja kami menerima laporan 14 kasus. Dari 14 ada 2 Pinjaman Online dan 12 penipuan online," kata Komang.

Kasubag Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK NTB H. Bambang S. Antariksawan mengatakan mahasiswa dan masyarakat NTB pada umumnya harus mewaspadai modus investasi bodong. Ciri-ciri investasi bodong selalu menawarkan keuntungan tinggu untuk menarik member.

"Bisnis wajar itu misalnya di perbankan keuntungan 6 persen per tahun, jadi mahasiswa dan masyarakat harus mengetahui ini. Kemudian ciri kedua investasi bodong selalu menjanjikan bonus bagi rekrut anggota baru. Kemudian menggunakan influencer, menggunakan orang-orang yang sukses. Investasi ilegal 3 tahun pertama memang benar-benar untung. Sering sekali yang menjadi testimoni orang tahun pertama dan kedua, memang mereka dapat untung tetapi setelah itu anggota berikutnya mengalami kerugian," jelas Bambang

Investasi bodong umumnya tidak memiliki izin usaha dan banyak menaruh server di luar negeri agar sulit di lacak. "Investasi bodong ini juga membuat izin usaha, tetapi antara izin yang dibuat dan bisnis yang dijalankan itu berbeda," kata Bambang. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler