Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menggelar audiensi dengan perwakilan pelaku industri pariwisata di Bali.
Audiensi digelar Minggu (16/1/2022) itu merupakan salah satu cara percepatan pemulihan ekonomi di Provinsi Bali sejalan dengan penanganan pandemi Covid-19.
Umumnya, para pelaku industri pariwisata meminta pemerintah melonggarkan kebijakan pembatasan kedatangan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata. Khususnya jelang perhelatan G20 tahun 2022 ini.
“Kami sepakat akan menyukseskan perhelatan G20, namun kami berharap ada ruang, titik buat kami untuk bisa bernapas, supaya kami bisa memberikan spirit buat teman-teman dan kami siap melakukan sharing responsibilities untuk menjaga bagaimana Bali ini aman dan pantas dikunjungi ke depannya,” ungkap Ketua Indonesian Hotel General Manager Association Bali, Yoga Iswara dalam keterangan tertulis, Senin (17/16/2022).
Yasonna mengungkapkan, pemerintah sadar akan kebijakan berat yang harus diambil karena harus mengutamakan keselamatan masyarakat tetapi juga harus menjaga laju perekonomian. Mengenai pembatasan kunjungan wisatawan mancanegara, Yasonna menuturkan bahwa pelonggaran kebijakannya tergantung pada laju penyebaran Covid-19 di Indonesia.
“Saat kita mulai melonggarkan, varian Delta masuk, lalu saat sudah mulai tertangani dan kita ingin longgarkan kebijakan masuk ke Indonesia, tiba-tiba muncul Omicron yang membuat kita harus tarik rem terus,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, evaluasi terkait kebijakan penanganan pandemi Covid-19 selalu dilakukan setiap pekan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan. Setiap keputusan yang diambil mengenai pelonggaran izin masuk warga negara asing harus berdasarkan pembahasan dengan menteri-menteri terkait.
Pemerintah, kata Yasonna, juga menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron pada Februari atau Maret 2022.
“Keinginan kita semua pasti membuka longgar, supaya ekonomi bergulir. Kita berharap peak yang diprediksi itu tidak menjadi kenyataan, kalau pun jadi kenyataan tidak seperti yang kita khawatirkan,” ungkapnya.
“Kita sama-sama berjuang untuk menangani kondisi ini, yang pasti kalau Presiden concern-nya itu bagaiamana supaya pandemi segera berakhir, bagaimana ekonomi tumbuh kembali".