Bisnis.com, MATARAM - Tanaman rempah-rempah yang banyak dibutuhkan oleh industri seperti cabai Jamu dan cabai tandan dinilai cocok dikembangkan di Nusa Tenggara Barat.
Pengembangan cabai jamu dan cabai tanda di NTB diminati oleh investor dalam negeri yakni investor dari Surabaya yang konsen dalam pengembangan tanaman rempah.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Muhammad Riadi menjelaskan pengembangan tanaman rempah belum pernah dilakukan secara massif di NTB, sehingga masuknya investor menjadi peluang bagi NTB menjadikan tanaman rempah sebagai komoditas andalan. "Ada yang berminat berinvestasi di komoditas cabai jamu ini, setelah kami lihat sangat berpotensi menjadi komoditas andalan NTB. Saat ini cabai jamu dan cabai tandan ini sedang trend di pasar dunia," jelas Riadi pada Senin (6/12/2021).
Investor tanaman rempah tersebut juga telah melakukan observasi lapangan untuk mencari lokasi yang cocok bagi tanaman rempah di NTB. "Kami sudah bawa ke lapangan, dan investor melihat NTB memiliki potensi untuk komoditas tanaman rempah. Pengembangan yang akan dilakukan mulai dari pembibitan, sehingga tidak perlu mengambil bibit dari luar daerah yang harganya mahal," kata dia.
Sebagai informasi, cabai jamu atau java long pepper sudah lama menjadi bahan baku pembuatan jamu di Indonesia. Tanaman ini dikenal memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit flu, demam dan penyakit lainnya. Cabai jamu memiliki sebutan berbeda di beberapa daerah seperti di Sumatera cabai jamu disebut cabai panjang.
Sementara itu, Wakil Ketua Kadin NTB Lalu Risvie menjelaskan investasi di sektor pertanian seperti tanaman rempah harus melibatkan banyak Industri Kecil Menengah (IKM) di NTB sehingga berdampak bagi daerah. "Investasinya di sektor pertanian harus diikuti dengan industri pengolahan sehingga memberi nilai tambah bagi NTB," jelas Risvie..