Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Bali 2022, Ini Proyeksinya

Sejumlah faktor penahan pertumbuhan ekonomi patut diwaspadai.
Suasana kawasan wisata Pantai Kuta yang ditutup sementara tampak lengang di Badung, Bali, Minggu (31/5/2020)./Antara-Fikri Yusuf
Suasana kawasan wisata Pantai Kuta yang ditutup sementara tampak lengang di Badung, Bali, Minggu (31/5/2020)./Antara-Fikri Yusuf

Bisnis.com, DENPASAR — Pertumbuhan ekonomi Bali pada 2021 dan 2022 diproyeksi akan terus mengalami perbaikan seiring dengan mulai pulihnya sektor pariwisata.

Adapun pada 2016, ekonomi Bali mampu tumbuh postif sebesar 6,33 persen secara tahunan (year on year/yoy). Selanjutnya, pada 2017 ekonomi Bali tumbuh 5,56 persen yoy, 2018 tumbuh 6,33 persen yoy dan 2019 tumbuh 5,63 persen. Ketika pandemi Covid-19 melanda pada awal 2020, pertumbuhan ekonomi Bali terkontraksi cukup dalam menjadi 9,31 persen yoy selama 2020.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memproyeksikan perbaikan ekonomi Bali akan terjadi pada tahun ini. Hingga akhir 2021, ekonomi Bali diproyeksikan mengalami perbaikan dengan tumbuh sekitar minus 2,61 persen yoy hingga minus 1,8 persen yoy. Perbaikan ekonomi akan berlanjut hingga 2022 dengan proyeksi tumbuh 5,4 persen yoy sampai 6,2 persen yoy.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, selain lewat pulihnya pariwisata, perbaikan ekonomi Bali bisa terjadi jika diikuti dengan pemulihan kegiatan ekonomi, pelaksanaan event internasional, perluasan digitalisasi sektor keuangan hingga sektor usaha. Selain itu, proyek pemerintah juga didorong realisasinya untuk memulihkan perekonomian Bali.

Meskipun demikian, sejumlah faktor penahan pertumbuhan ekonomi patut diwaspadai. Faktor penahan tersebut mulai dari kunjungan wisatawan mancanegara yang masih terbatas hingga pendapatan pemerintah yang masih tertahan.

"Saya optimistis pertumbuhan ekonomi kita akan semakin positif," katanya, Rabu (24/11/2021).

Sementara itu, inflasi Bali pada akhir 2021 dipastikan masih terjaga di kisaran 1,4 persen sampai dengan 1,8 persen. Hanya pada 2022, inflasi kemungkinan agak tertekan di kisaran 3 persen plus minus 1 persen. Ada sejumlah faktor pendorong meningkatnya inflasi pada 2022 mulai dari pemulihan pariwisata, pemulihan daya beli masyarakat, normalisasi harga tiket pesawat, kenaikan cukai rokok, dan peningkatan upah minimum maupun biaya pendidikan.

"Karena ini sudah dua tahun mereka tidak menaikan biaya sekolah, ini antisipasi," sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler