Bisnis.com, DENPASAR -- Realisasi ekspor Bali mengalami penurunan nilai hingga minus 23,21 persen hingga kuartal III/2021 dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY).
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, nilai ekspor Bali selama Januari sampai dengan September 2021 mencapai US$218,2 juta.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Ni Wayan Lestari mengatakan penurunan ekspor terjadi karena sulitnya distribusi yang dilakukan oleh importir. Hal tersebut sebagai imbas dari minimnya penerbangan ke luar negeri maupun kontainer untuk melakukan ekspor.
Selain itu, harga pengiriman juga terlamapu sangat tinggi selama pandemi Covid-19. Bahkan, harganya pengiriman mencapai 3 kali lipat dibanding sebelum pandemi.
"Kondisi ini pun membuat buyer mengurangi permintaannya," katanya kepada Bisnis, Rabu (3/11/2021).
Penurunan nilai ekspor terdalam terjadi pada komoditas hasil industri yang terkontraksi sedalam minus 41,6 persen YoY pada kuartal III/2021 menjadi US$53,56 juta. Penurunan nilai ekspor juga terjadi pada produk kerajinan yang terkontraksi minus 30,88 persen YoY dengan nilai menjadi US$72,79 juta.
Ekspor hasil perkebunan hingga kuartal III/2021 menjadi US$505.311 atau turun minus 16,6 persen YoY. Berbeda dengan komoditas lainnya, ekspor pertanian justru nilainya meningkat hingga 6,89 persen YoY menjadui US$88,97 juta.
"Penurunan ekspor produk perikanan di Bali salah satu penyebab utamanya adalah karena sulitnya untuk mendapatkan container dan penerbangan ke luar negeri," sebutnya.