Bisnis.com, DENPASAR - Pemerintah Badung akan mengoptimalkan penggunaan Controlled Atmosphere Storage (CAS) untuk mengantisipasi inflasi akibat kenaikan harga cabai.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa mengatakan CAS akan menjadi sarana untuk menyimpan hasil panen, terutama komoditas cabai sehingga tidak terjadi kelangkaan pasokan di pasar. Sesuai karakteristiknya, produksi cabai cenderung tidak merata sepanjang tahun karena faktor cuaca. Hasil panen melimpah di saat musim kemarau, sementara terdapat potensi risiko gagal panen pada musim hujan.
"CAS diyakini sebagai salah satu solusi untuk menjaga ketersediaan stok cabai merata sepanjang tahun, sekaligus menjaga stabilitas harga cabai di Kabupaten Badung," katanya seperti dikutip dalam rilis, Jumat (15/10/2021).
Selain itu, sebagai upaya mengadapi kemungkinan tingginya inflasi jelang perayaan Galungan dan Kuningan, Kabupaten Badung mulai menjajaki Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan kabupaten lain untuk memenuhi kebutuhan komoditas pangan yang defisit. Badung juga akan mendorong peningkatan produktivitas petani dan nelayan, serta memperkuat sektor UMKM untuk bertahan dan naik kelas.
"Salah satu langkah yang akan ditempuh ialah kajian peningkatan produksi cabai pada musim hujan dan adopsi digitalisasi UMKM, baik di sisi hulu maupun hilir," sebutnya.
Pemerintah Badung juga akan meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian lewat penguatan kelembagaan petani, perluasan akses pemasaran dengan pemanfaatan platform digital, serta optimalisasi penyaluran KUR Pertanian dengan mempercepat dan mempermudah penyalurannya.
Baca Juga
"Dalam rangka menjaga stabilitas harga menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, seluruh anggota TPID Kabupaten Badung berkomitmen untuk melakukan pemantauan harga dan kelancaran distribusi bahan pangan secara intensif, termasuk lewat koordinasi dengan aparat Kepolisian maupun kegiatan pasar murah," sebutnya.
Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Donny H. Heatubun, mengatakan jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, pihaknya mencatat sejumlah komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi yakni daging ayam ras, telur ayam ras, daging babi, cabai rawit, dan cabai merah.
Sementara itu, dari kelompok non makanan yaitu emas perhiasan dan canang sari.
Bank Indonesia merekomendasikan sejumlah langkah strategis untuk memperkuat program pengendalian inflasi di Kabupaten Badung, di antaranya melakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD), baik dengan kabupaten lain intra provinsi maupun antar provinsi untuk memenuhi kebutuhan komoditas pangan yang masih defisit, mendorong pemanfaatan situs SIGAPURA untuk edukasi belanja bijak, optimalisasi penggunaan CAS, serta digitalisasi UMKM pangan di sektor pertanian, peternakan dan perikanan.