Bisnis.com, DENPASAR -- Kota Denpasar dan Singaraja Bali mengalami deflasi bulanan masing-masing 0,36 persen dan 0,52 persen pada Juni 2021.
Secara inflasi tahunan, Denpasar mengalami inflasi 0,36 persen pada Juni 2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya secara year on year (yoy). Tingkat inflasi Singaraja terhitung lebih tinggi 2,01 persen (yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Hanif Yahya mengatakan memasuki bulan ke-16 pandemi Covid-19, perkembangan beberapa harga komoditas baik barang maupun jasa untuk Kota Denpasar dan Singaraja pada umumnya menunjukkan penurunan.
"Memasuki bulan ke-16 masa pandemi Covid-19, dari hasil pemantauan perkembangan harga barang dan jasa sepanjang Juni 2021 baik di Denpasar maupun Singaraja tercatat terjadi deflasi," kata dia dalam siaran pers secara virtual, Kamis, (1/7/2021).
Lebih lanjut, kelompok penyumbang deflasi terbesar di Denpasar, yakni makanan (-0,56%), dan pakaian (-0,02%). Sedangkan untuk Singaraja, makanan (-0,84%), dan informasi (-0,003%).
Komoditas penyumbang deflasi terbesar di Denpasar, yakni daging ayam ras, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, mangga, semangka, pisang, baju kaos berkerah pria, jeruk, dan tomat.
Sementara, komoditas penyumbang deflasi terbesar di Singaraja, yakni cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, nangka muda, kangkung, apel, ikan tongkol, ikan tongkol diawetkan, dan kol putih.
Pada Juni 2021, di Denpasar komponen inti (core) tercatat inflasi 0,22 persen, dan Singaraja inflasi 0,56 persen. Komponen harga diatur pemerintah (administered) di Denpasar dan Singaraja mengalami inflasi masing-masing 0,32 persen dan 0,02 persen. Kemudian, komponen bergejolak (volatile) tercatat mengalami deflasi baik di Denpasar dan Singaraja, yakni -3,72 dan -3,91.
Hal itu ditunjukkan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2021 mengalami penurunan 104,78 di Denpasar dan 107,05 di Singaraja dari Mei 2021 sebesar 105,16 (2018=100).