Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembayaran di RSUP Sanglah Bisa Pakai QRIS BPD Bali

Gerakan nasional nontunai dengan digitalisasi pembayaran dapat mempercepat proses bisnis di RS, termasuk juga adanya pengelolaan akuntabilitas yang baik.
Dirut BPD Bali I Nyoman Sudharma (kiri), bersama Kepala BI Perwakilan Bali Trisno Nugroho (dua dari kiri), dan Dirut RSUP Sanglah I Wayan Sudana (tiga dari kiri) dan Dirkeu RSUP Sanglah Agustinus Pasalli meresmikan sistem pembayaran non tunai menggunakan QRIS dan virtual account di rumah sakit milik pemerintah terbesar di Bali Nusra ini. Bisnis/Feri Kristianto
Dirut BPD Bali I Nyoman Sudharma (kiri), bersama Kepala BI Perwakilan Bali Trisno Nugroho (dua dari kiri), dan Dirut RSUP Sanglah I Wayan Sudana (tiga dari kiri) dan Dirkeu RSUP Sanglah Agustinus Pasalli meresmikan sistem pembayaran non tunai menggunakan QRIS dan virtual account di rumah sakit milik pemerintah terbesar di Bali Nusra ini. Bisnis/Feri Kristianto

Bisnis.com, DENPASAR - Pembayaran tagihan pasien di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar dapat dilakukan secara nontunai melalui QRIS BPD Bali.

Dirut Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali I Nyoman Sudharma mengatakan pembayaran non tunai melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di RSUP Sanglah akan dilakukan pada 24 titik poli. Masing-masing kasir poli akan menyediakan tablet untuk mendukung transaksi berbasis QRIS.

"Gerakan nasional nontunai dengan digitalisasi pembayaran dapat mempercepat proses bisnis di RS, termasuk juga adanya pengelolaan akuntabilitas yang baik," kata dia di RSUP Sanglah, Selasa (25/5/2021).

Selain itu, untuk kenyamanan dan keamanan pengguna QRIS, pihaknya akan terus mengupgrade aplikasi ini sesuai dengan kebutuhan yang ada. Terutama mengenai rencana Bank Indonesia yang akan melakukan cross border terhadap merchant QRIS, sehingga bagi wisatawan yang sedang sakit ketika berlibur di Bali dapat melakukan pembayaran menggunakan QRIS.

"RSUP Sanglah sebagai rumah sakit rujukan sejumlah hotel di Bali akan sangat efisien dengan adanya QRIS, terutama bagi tamu asing yang mengalami gangguan kesehatan. Terlebih lagi, alat pembayaran nontunai ini efisien dan aman digunakan," tambahnya.

Adapun pada Januari - Mei 2021 sudah ada 17.191 merchant QRIS BPD Bali dengan transaksi 287.000 atau senilai Rp41 miliar. Sementara itu, sejak pandemi transaksi nontunai lebih mendominasi, dan hanya 16 persen transaksi dilakukan secara tunai. Kepala Cabang Utama Denpasar BPD Bali Putu Dharmapatni menambahkan, sebelum pandemi Covid-19, hanya ada 5 loket layanan untuk mendukung transaksi non tunai dan layanan 24 di IGD dan 1 di Wing Amerta. Kini hampir seluruh poli sudah melayani transaksi non tunai.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Bali Trisno Nugroho menuturkan rumah sakit tidak boleh ketinggalan dalam melakukan digitalisasi, khususnya saat menuju Smart Hospital. Karena dengan adanya digitalisasi banyak hal menjadi mudah dan efisien. Seperti digitalisasi rekam medik pasien, booking kamar secara daring, hingga pembayaran dilakukan non tunai.

"Dalam transaksi pembayaran dengan QRIS, dapat memberi manfaat bagi pengelola rumah sakit, seperti transparansi, transaksi tercatat secara langsung, efisien, serta mengurangi biaya pengelolaan uang tunai," jelasnya.

Menurutnya penggunaan QRIS di rumah sakit juga sebagai upaya dalam mendukung dan mempersiapkan medical tourism di Bali. Terutama dalam menghadapi kompetitor dari Singapura, maka tempat parkir, apotek, hingga koperasi di RS juga diharapkan menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran.

Dirut RSUP Sanglah I Wayan Sudana menjelaskan bahwa seiring dengan perkembangan teknologi seperti saat ini, akan dilakukan pemanfaatan QRIS bagi pasien yang rawat jalan, rawat inap, pasien IGD dan seluruh karyawan di RSUP Sanglah.

Kemudian, untuk memaksimalkan penggunaan QRIS, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada keluarga pasien, sehingga sistem pembayaran ini bisa segera diterapkan.

"Hari ini sudah kami siapkan sistemnya, tentunya dalam waktu segera bisa diterapkan transaksi secara nontunai menggunakan QRIS. Seiring waktu, sosialisasi kepada keluarga pasien dan karyawan mengenai sistem ini akan terus dilakukan," tuturnya.

Lebih lanjut, target dari pengguna QRIS di RSUP Sanglah sejumlah 30 persen, yang merupakan pasien mandiri atau non tanggungan kesehatan. Jumlah ini diungkapkannya sebagai pangsa pasar yang baik untuk penggunaan transaksi dengan QRIS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper