Bisnis.com, DENPASAR - Beberapa komponen KRI Nanggala-402 seperti Liferaft seberat 700 Kg telah berhasil diangkat ke permukaan.
Panglima Komando Armada II (Pamgkormada II) Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto mengatakan proses evakuasi komponen KRI Nanggala-402 terus dilakukan oleh pihak TNI AL. Termasuk dengan menerjunkan enam KRI, yakni KRI Rigel-933, KRI Yos Sudarso-353, KRI Hasan Basri-832, KRI Teluk Banten-516, KRI Pulau Rengat-711, dan KRI Soputan-923.
Selain itu, bantuan juga datang dari negara China dengan tiga kapal lautnya, yakni Yongxing Dao 863, Ocean Tug Nan Tuo 195, dan Scientific Salvage Tan Suo 2. Adapun komponen yang sudah berhasil diangkat, seperti antena kapal, pelindung kabel torpedo yang ada di kemudi vertikal, hidrofon yang ada di haluan, pelat badan luar, C-type wrench, dan buku panduan.
"Dari hasil investigasi kapal China dan Indonesia, ditemukan semacam kawah dengan kedalaman 10-15 meter yang belum diketahui apa di dalamnya," kata Iwan, Selasa (18/5/2021).
Selain itu, sambungnya, juga ditemukan tiga bagian bangkai KRI Nanggala-402, yakni bow section atau bagian haluan, sail section atau anjungan, ketiga stern section atau buritan.
Pada bow section sudah terlihat ruang torpedo dan patahan di depan pintu masuk kapal. Kemudian pada bagian anjungan atau sail section, pintunya di sebelah kanan terlihat yang terlepas.
Baca Juga
"Pada stern section terlihat kemudi selam, propeller juga terlihat, ini berada pada kedalaman 839 meter," tambahnya.
Lebih lanjut, setelah melakukan survei bawah laut dengan kedalaman 839 meter, kapal Tan Suo telah melakukan lima jenis operasi pendalaman (dive operation).
Pertama, melakukan investigasi memeriksa betul dengan deep vehicle dengan kedalaman 839 meter, kedua melakukan pengukuran, dan pemetaan. Ketiga, kapal menitikberatkan kepada pengangkatan, yakni tali sling bisa disangkutkan untuk mengangkat temuan bagian kapal.
Keempat, Kapal Tan Suo memfokuskan ke kawah misterius dengan kedalaman 10 - 15 meter. Hal ini untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya karena situasinya yang tertutup lumpur dan posisinya gelap. Pada Dive Operation kelima, kapal Tansuo berfokus dalam kawah dan meluaskan pencarian dengan sonar.
"Sampai saat ini masih ada satu lagi yang belum ditemukan, yakni pressure hull dengan ukuran 45 meter karena di dasar laut bukan batu tapi lumpur, sehingga ada bagian yang tertimbun," jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa Kapal Tan Suo telah berupaya untuk melakukan pengangkatan pada bagian anjungan seberat 18 ton. Namun upaya tersebut gagal, dan saat ini dalam upaya penambahan sling (alat penarik).
"Pengangkatan ke atas dengan robot dikaitkan dengan sling. Hari pertama dicoba putus, dan diperkirakan akan mampu tapi putus juga, sehingga mereka kalkulasi ulang jadi mungkin beratnya lebih 20 ton, dan saat ini masih coba mengangkat dengan menambah sling yang ada," tutur Iwan.