Bisnis.com, DENPASAR -- Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali masih tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut terlihat dari peningkatan realisasi penyaluran kredit yang disalurkan perbankan.
Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara Giri Tribroto mengatakan per Februari 2021, kredit perbankan ke sektor UMKM di Bali tumbuh sebesar 1,96 persen secara tahunan (year on year/YoY). Pertumbuhan kredit UMKM ini dinilai tidak terlepas dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN) milik pemerintah.
Adapun lewat PEN, pemerintah melakukan penempatan uang negara (PUN) ke perbankan, mulai dari himpunan bank negara hingga bank pembangunan daerah.
"Dengan adanya dana PUN yang dikemas dalam program PEN, likuiditas bank terpenuhi sehingga bank percaya diri dalam menyalurkan kredit," katanya kepada Bisnis, Senin (26/4/2021).
Selain PUN, pemerintah juga dinilai telah memberikan subsidi bunga dan pemberian penjaminan kredit ke UMKM. Stimulus OJK berupa restrukturisasi kredit dan pemberian kredit baru ke debitur yang masih memiliki prospek juga mendorong pertumbuhan sektor UMKM tersebyt.
Apalagi, di tengah pandemi, UMKM melirik peluang-peluang baru seperti alat kesehatan, alat olahraga, tanaman hias, dan sebagainya.
"Saya setuju dengan pendapat bahwa di masa pandemi sektor UMKM masih dapat bertahan dan tumbuh meskipun tidak terlalu besar," sebutnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada kuartal IV/2020, pangsa kredit UMKM terhadap total penyaluran kredit di Bali tercatat sebesar 38,22 persen, meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar 37,35 persen. Peningkatan juga terjadi jika dibandingkan keseluruhan 2019 yang memiliki pangsa 37,41 persen.
Peningkatan penyaluran kredit UMKM di Bali terutama bersumber dari kredit UMKM lapangan usaha industri dengan pangsa 6,84 persen dan lapangan usaha akomodasi makan minum dengan pangsa 13,97 persen sejalan dengan perbaikan lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Bali.
Jika dilihat sebaran wilayahnya, kredit UMKM terbesar berada di Kota Denpasar dengan pangsa 31,78 persen. Kemudian diikuti Kabupaten Badung dengan pangsa 16,88 persen, dan Gianyar 11,61 persen.