Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lalu Lintas dan Jumlah Penumpang di Pelabuhan Padangbai Anjlok Selama 2020

Volume lalu lintas kapal di pelabuhan penyeberangan Padangbai - Lembar pada 2020 mengalami penurunan sebesar 22,33 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY) menjadi 6.309 trip.
Ilustrasi. Sejumlah wisatawan calon penumpang menunggu jadwal keberangkatan kapal feri melalui Dermaga 2 Pelabuhan Padangbai, Karangasem, Bali, Jumat (20/7/2018)./ANTARA-Wira Suryantala
Ilustrasi. Sejumlah wisatawan calon penumpang menunggu jadwal keberangkatan kapal feri melalui Dermaga 2 Pelabuhan Padangbai, Karangasem, Bali, Jumat (20/7/2018)./ANTARA-Wira Suryantala

Bisnis.com, DENPASAR -- Volume lalu lintas kapal di pelabuhan penyeberangan Padangbai - Lembar pada 2020 mengalami penurunan sebesar 22,33 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY) menjadi 6.309 trip.

Selain lalu lintas kapal, jumlah penumpang turun maupun berangkat juga tercatat mengalami penurunan masing-masing sebesar 52,09 persen YoY dan 40,4 persen YoY.

Kepala KSOP Padangbai Ni Luh Putu Eka Suyasmin mengatakan penurunan penumpang dan lalu lintas kapal terjadi di seluruh pelabuhan di bawah pengawasan KSOP Padang Bai. Adapun KSOP Padang Bai membawahi Pelabuhan Padang Bai, Pelabuhan Amed, dan Pelabuhan Tanah Ampo. Ketiga pelabuhan tersebut tercatat mengalami penurunan penumpang masing-masing sebesar 50 persen YoY pada 2020.

Bahkan, pelabuhan Amed terpantau sepi karena tidak ada fast boat yang beroperasi.

"Tahun 2020 menurun hampir 50 persen. Sejak pandemi di Padang Bai penumpang tidak begitu ada. Apalagi di Amed nihil tidak ada fast boat yang beroperasi," katanya kepada Bisnis, Rabu (10/2/2021).

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 membuat aktivitas bepergian masyarakat menjadi menurun. Hal itu belum lagi ditambah dengan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi penumpang dalam melakukan perjalanan dalam negeri berupa test rapid maupun swab.

"Ya tentunya ini berdampak pada beban operasional yang dirasakan oleh pihak operator kapal," sebutnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, sektor usaha Transportasi dan Pergudangan tercatat mengalami kontraksi sedalam minus 31,79 persen YoY pada 2020. Sektor usaha transportasi dan pergudangan menjadi katagori yang tumbuh paling negatif selama 2020 mengalahkan akomodasi makan dan minum yang mencakup aktivitas hotel dan restoran dengan tumbuh minus 27,52 persen YoY pada 2020. Terganggunya aktivitas pariwisata di Bali selama 2020 tercermin pada pertumbuhan negatif terdalam pada dua katagori tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper