Bisnis.com, DENPASAR – Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM turut berdampak pada tingkat okupansi hotel di Bali yang mencapai 8 - 9 persen dengan rata-rata kunjungan wisatawan per harinya sebanyak 2.800 orang.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan dalam situasi normal tanpa adanya PPKM kunjungan wisatawan di Bali dapat mencapai 10.000 orang. Tetapi, saat ini maksimal kunjungan sebanyak 3.000 orang per hari, dengan rata-rata masa tinggal selama 3 malam.
"Kami mengerti karena kasus Covid-19 di Bali masih tinggi orang juga takut untuk pergi atau berlibur kesini," tuturnya saat dihubungi oleh Bisnis, Jumat, (22/1/2021).
Sementara itu, dia tidak menampik kemungkinan akan terjadi gelombang susulan pekerja pariwisata yang dirumahkan tanpa dibayar, yang disebabkan karena rendahnya tingkat hunian hotel.
"Ini bentuk profesionalisme manajemen hotel, jika tingkat hunian turun, maka tenaga kerja juga akan dikurangi karena ketidakmampuan pengusaha membayar gaji karyawannya," tambah Agung Rai.
Kendati hal ini dirasa berat bagi pelaku pariwisata, ia memahami bahwa PPKM merupakan kebijakan yang tepat dalam menghadapi situasi pandemi di Pulau Dewata. Saat ini, penambahan kasus Covid-19 di Bali mencapai tiga digit atau hampir 500 orang per harinya positif Covid-19.
Baca Juga
Dia pun berharap perpanjangan PPKM hingga 8 Februari 2021 dan kerja sama dari seluruh pihak dan dapat menekan penyebaran virus di Bali.
"Jika disiplin dengan penerapan prokes [protokol kesehatan], dan distribusi vaksin berjalan dengan lancar maka sangat mungkin ada perbaikan di sektor ini pada Triwulan II/2021," jelasnya.
General Manager Hotel Harris and Residences Sunset Road Bali Nyoman Wirayasa mengatakan akibat kebijakan PPKM di Kabupaten Badung, booking order pada Januari 2021 yakni sebanyak 115 kamar per malam dan 10 acara telah dibatalkan oleh para kliennya.
Meski belum menghitung berapa jumlah potensi pendapatan yang hilang akibat pembatalan tersebut, tetapi dia mengaku dampak ekonomi yang ditimbulkan dari pembatasan sosial masyarakat sudah sangat parah khususnya terhadap sektor pariwisata.
"Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, terlebih belum ada kepastian kapan pandemi ini akan berakhir," kata Nyoman.
Dia turut mengungkapkan selain Hotel Harris and Residences Sunset Road, 5 Hotel Harris lainnya turut mengalami pembatalan pesanan dari wisatawan.
Kondisi ini, sambungnya, mungkin masih akan berimbas pada beberapa bulan ke depan karena wisatawan lebih memilih untuk wait and see sebelum memutuskan beriburan maupun mengadakan kegiatan.
"Semoga setiap langkah yang diambil pemerintah merupakan keputusan yang efektif tanpa mengabaikan sisi ekonomi masyarakat," jelasnya.