Bisnis.com, DENPASAR - Bali tercatat hanya mampu meningkatkan nilai ekspor produk pertambangan selama Januari-November 2020 dengan besaran 57,35% dibandingkan dengan capaian periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, dua produk ekspor Bali lainnya yakni industri pengolahan dan pertanian, tercatat mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar minus 23,2% dan 30,77%.
Peningkatan nilai ekspor pertambangan di Bali terjadi karena adanya ekspor produk bijih, kerak, abu logam (HS 26) berupa bijih zirconium dan konsentratnya yang ditujukan ke Spanyol pada Maret 2020.
Kepala BPS Bali Hanif Yahya mengatakan nilai Ekspor barang Bali ke luar negeri secara kumulatif atau pada periode Januari-November 2020 tercatat senilai US$414,38 juta atau turun minus 24,08% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Amerika Serikat tercatat sebagai pangsa ekspor terbesar dengan share 31,46% dari total nilai kumulatif ekspor.
"Penurunan nilai ekspor kumulatif terdalam tercatat pada ekspor tujuan Singapura yang sebesar minus 59,52," katanya Senin (4/1/2021).
Sementara itu, nilai impor barang kumulatif Provinsi Bali dari luar negeri periode Januari-November 2020 tercatat senilai US$ 78,924 juta atau turun 67,65% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Amerika Serikat menjadi negara asal impor dengan nilai terbesar yang tercatat memiliki share 22,50% dari total nilai impor kumulatif.
Impor dari Hongkong tercatat sebagai negara asal impor dengan penurunan terdalam sebesar 77,16%.
Nilai ekspor barang Bali ke luar negeri pada November 2020 tercatat meningkat 3,25% (month to month/mtm) menjadi US$41,77 juta. Searah dengan ekspor Bali, kinerja impor Provinsi Bali pada November 2020 juga menunjukkan peningkatan. Nilai impor barang Bali dari luar negeri November 2020 tercatat sebesar US$3,97 juta atau naik 13,76 mtm.
Di tengah kondisi tersebut, Bali masih mengalami surplus perdagangan pada November 2020 senilai US$37,8 juta. Pada Oktober 2020, Bali tercatat mengalami surplus US$36,97 juta.
"Pada November 2020, Bali kembali menyumbang surplus pada neraca perdagangan luar negeri nasional, meskipun neraca perdagangan Provinsi Bali memang hanya menjadi bagian kecil dari neraca perdagangan Nasional," sebutnya.