Bisnis.com, DENPASAR - Provinsi Bali melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengekspor produk hortikultura berupa 12 Ton bawang merah ke Singapura dengan nilai USD18.000 yang dilakukan sebagai upaya peningkatan ekonomi di tengah Pandemi Covid-19.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan RI Sidharta Utama mengatakan kegiatan ekspor ini dilakukan secara serentak bersama dengan 16 provinsi lainnya se-Indonesia yang juga memiliki produk bernilai tambah dan bersifat sustainable.
Sedangkan, di Bali terdapat satu perusahaan yakni PT Rimbun Alam Dewata yang memberangkatkan produk lokal dan diharapkan kedepannya makin banyak lagi produk yang bisa diekspor serta melibatkan lebih banyak pihak swasta yang bisa berkontribusi menyalurkan produknya.
“Mudah-mudahan ini dapat membantu perekonomian Bali dengan peningkatan kegiatan ekspor. Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 tentunya industri pariwisata Bali sangat terpukul dan saat ini tengah menggerakan aktivitas lain yang menutupi berkurangnya aktivitas pariwisata,” tuturnya di Pedungan Denpasar, Jumat, (4/12/2020).
Kadisperindag Provinsi Bali I Wayan Jarta mengungkapkan sebenarnya potensi produk hortikultura seperti bawang merah di Bali cukup besar dan sangat potensial untuk ditingkatkan lagi ke depannya. Menurut data 2019 produksi bawang merah mencapai 19.800 ton dan angkanya terus meningkat di 2020.
"Harapan kami tentu dengan adanya ekspor ini akan menggairahkan lagi masyarakat khususnya petani untuk membudidayakan bawang merah, dengan tujuan pasar ekspor,” jelasnya.
Baca Juga
Di samping bawang merah, Jarta juga menyampaikan bahwa Pulau Dewata memiliki banyak produk lokal yang sudah masuk ke pasar global di periode yang berdekatan yakni cengkeh sebanyak 14 ton ke Amsterdam Belanda, manggis sebanyak 5 ton ke China, 500 kg kopi ke Dubai UEA, arak Bali sebanyak 5 Box ke California USA.
Pimpinan PT Rimbun Alam Dewata Karel Ruing mengatakan bahwa dapat melakukan kegiatan ekspor produk komoditas pertanian seperti ini merupakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa Bali memiliki sisi lain yang dapat dikembangkan selain pariwisata.
"Jadi sebenarnya ini momen yang baik untuk Bali bahwa ada bidang-bidang lain yang bisa dikedepankan selain pariwisata," jelasnya.
Dari sisi lain, pemerintah juga diminta untuk membantu memenuhi kriteria dan persyaratan yang diberikan. Tanpa dukungan fasilitasi dan regulasi maka produk yang ada di Bali tidak bisa diekspor.
"Jadi ini perlu sinergi pemerintah dengan mitra usaha agar bisa jalan,” jelasnya.