Bisnis.com, DENPASAR -- Bank Indonesia Kantor Perwakilan wilayah Bali mulai mencermati kenaikan inflasi yang terjadi di Denpasar dengan tetap menjaga kecukupan pasokan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, per November 2020, inflasi Denpasar telah mencapai 0,20 persen yang ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen dari 103,37 pada Oktober 2020 menjadi 103,58 pada November 2020.
Sementara itu, tingkat deflasi tahun kalender (year to date/ytd) November 2020 tercatat sedalam minus 0,07 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (year on year/YoY) tercatat setinggi 0,72 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Perwakilan wilayah Bali (KPwBI) Trisno Nugroho mengatakan pada November 2020 inflasi Bali tercatat sebesar 0,22 persen (month to month/mtm), meningkat dari Oktober 2020 yang mengalami deflasi 0,24 persen (mtm).
Berdasarkan data inflasi bulan November 2020, terlihat peningkatan bersumber pada kelompok volatile food. Hal ini terjadi karena mulai adanya sedikit peningkatan permintaan masyarakat, seiring dengan ekonomi yang mulai bergeliat. Meskipun, pertumbuhan ekonomi tersebut masih terbatas.
Menurutnya, upaya menjaga kecukupan pasokan yang dilakukan dengan koordinasi bersama TPID menjadi langkah agar perbaikan perekonomian dapat dicapai dan kestabilan inflasi dapat dijaga sesuai sasaran.
"Kami mencermati kenaikan inflasi ini dan terus berkoordinasi dengan TPID untuk tetap menjaga kecukupan pasokan," katanya kepada Bisnis, Selasa (1/12/2020).
Trisno memproyeksi inflasi Bali pada 2020 diperkirakan memang masih akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Inflasi baru akan kembali pada rentang sasarannya kembali pada 2021.
Sementara itu, perekonomian Bali pada kuartal IV/2020 diperkirakan akan membaik dibandingkan dengan dengan periode sebelumnya. Dari sisi permintaan, perbaikan perekonomian didorong oleh semua komponen, mulai dari konsumsi swasta, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor.
Dari sisi lapangan usaha, perbaikan terutama didorong oleh lapangan usaha akomodasi makan dan minum, perdagangan besar dan eceran, transportasi dan komunikasi.
"Hal ini tidak lepas dari kondisi mobilitas masyarakat yang meningkat dan mulai datangnya wisatawan domestik. Perekonomian Bali akan membaik pada 2021," sebutnya.