Bisnis.com, DENPASAR -- Inflasi Bali diproyeksi mencapai di atas 2 persen pada akhir 2020 nanti seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang berpeluang tumbuh semakin positif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, per November 2020, inflasi Denpasar telah mencapai 0,20 persen yang ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen dari 103,37 pada Oktober 2020 menjadi 103,58 pada November 2020. Sementara itu, tingkat deflasi tahun kalender (year to date/ytd) November 2020 tercatat sedalam minus 0,07 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (year on year/YoY) tercatat setinggi 0,72 persen.
Praktisi Bisnis Keuangan dari Universitas Pendidikan Nasional Denpasar Gede Sri Darma menilai perolehan inflasi Denpasar yang sebesar 0,2 persen per November 2020 menjadi sinyal positif pertumbuhan ekonomi Bali. Bali pun diproyeksi akan mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi semakin positif di kuartal berikutnya.
Pertumbuhan yang positif tersebut, lanjutnya, berkaitan dengan adaptasi new normal masyarakat yang mengarah ke model bisnis berbasis digital dan pergeseran sektor usaha ke UMKM dari sebelumnya berkecimpung di sektor pariwisata.
Gede pun memproyeksi inflasi Bali mampu menyentuh di atas 2 persen pada akhir tahun nanti seiring dengan libur panjang pada Desember 2020 yang pada akhirnya membuat kunjungan wisatawan domestik meningkat.
Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Bali pada akhir tahun nanti adalah lebih dari 0,5 persen dengan sektor yang dominan yakni jasa dan sektor hotikultura.
"Walaupun sektor pariwisata belum pulih benar, namun wisatawan domestik mulai menggunakan kesempatan berlibur sebagai bagian dari staycation," katanya kepada Bisnis, Selasa (1/12/2020).
Lebih lanjut, Gede menilai adanya pandemi Covid-19 memang menjadi momentum bagi Bali untuk berbenah dengan tidak hanya mengandalkan sektor pariwisata beserta penunjangnya. Apalagi, sektor pariwisata memerlukan waktu untuk pulih karena pergerakan orang yang dibatasi.
Pandemi pun telah mendisrupsi hingga membuat masyarkaat beralih ke bisnis startup berbagai sektor termasuk hotikultura. Dari hasil hasil pertanian tersebut akan memunculkan industri kreatif seperti berbagai jenis makanan yang akan menjadi “trade mark” Bali dimasa mendatang.
Dari sektor tersebut, akan menumbuhkan sektor lain seperti transportasi maupun pengiriman.
"Pariwisata Bali juga masih menjadi andalan bagi wisatawan domestik mengingat bali memiliki daya tarik budaya yg kuat baik dari sisi adat istiadat, tarian maupun dari berbagai budaya kehidupan sehari hari.
Namun saya sebagai orang bali memprediksi bahwa budaya bali akan bergeser drastis akibat pandemi ini," sebutnya.