Bisnis.com, DENPASAR — Adanya pandemi Covid-19 mau tidak mau membuat pegiat pariwisata Bali harus mengupayakan berbagai cara agar dapat tetap bertahan. Mulai dari penambahan fasilitas yang sesuai dengan protokol kesehatan hingga pergantian strategi marketing.
Director of Sales and Marketing Anantara Resort, Theresia Siregar mengatakan pihaknya harus menyesuaikan marketing karena satu-satunya yang bisa diharapkan sekarang adalah wisatawan domestik.
“Secara perspektif bisnis, pola masyarakat domestik untuk melakukan liburan itu mendadak atau last minute, artinya wisatawan domestik tidak perlu melakukan persiapan minimal enam bulan atau hingga satu tahun untuk memilih rencana liburan,” ujar Theresia, Selasa (17/11/2020).
Dia mengatakan, bisa saja okupansi hari ini hanya 5 persen untuk pemilihan tanggal menginap di minggu depan, tetapi menjelang dua hari tanggal menginap tersebut, okupansi langsung naik drastis. Diakuinya, wisatawan domestik bisa diharapkan dengan strategi yang tepat.
Theresia menuturkan, beberapa tempat penginapan lain tidak memangkas harga penginapan, namun menambah fasilitas yang diberikan seperti spa dan penjemputan gratis.
“Tetapi kita melihat jika wisatawan domestik itu jarang ada yang melihat keuntungan dari penambahan fasilitas, jadi kita lebih mendorong dalam pemberian diskon penginapan, di Anantara sendiri, kita banting harga hingga 79 persen,” lanjutnya.
Baca Juga
Dengan adanya pandemi Covid-19, Theresia menuturkan semua masyarakat dituntut untuk keluar dari zona nyaman. Mau tidak mau harus melihat potensi yang lain.
"Mungkin sebelum adanya pandemi ini kita sudah memiliki bakat untuk mencari penghasilan tambahan tetapi selalu tertunda karena sudah merasa nyaman," ujarnya.
Theresia menceritakan, ada salah satu staf fnb service yang tidak beberapa lama setelah pandemi Covid-19, mencari sampingan lain dengan menjual sayuran. Akhirnya sekarang, staf tersebut menjadi salah satu supplier Resort dan diangkat menjadi sales food and beverages di Anantara Resorts.
Kejadian tersebut membuat Theresia terinspirasi untuk membuat farmer market yang merupakan bazzar makanan yang digelar di Anantara Resorts. Dia menjelaskan jika semua penjualnya merupakan staf di Anantara. Yang dijual tidak hanya sayuran, tetapi jus, kue, dan jajanan lainnya.
Kegiatan ini disambut baik oleh masyarakat, karena selain bazzar makanan, terdapat pula acara movie night yang membuat pengunjung beramai-ramai membuat postingan tentang kegiatan ini.
“Karena biasanya pasar domestik sangat mudah dipengaruhi dari sosial media dan mouth to mouth, sehingga dengan adanya kegiatan ini pasti akan meningkatkan exposure perusahaan,” jelasnya.
Selain itu, Theresia menuturkan apabila penggalakan sistem tatanan kehidupan baru memberikan feedback positif dari wisatawan terkait meningkatkan kepercayaan pengunjung.
Adanya tempat cuci tangan, pengecekan suhu, penyemprotan disinfektan, termasuk penyemprotan di kamar, dan penerapan 3M membuat Anantara Resorts mendapat sertifikat CHSE dari PHRI.
“Dengan adanya new normal ini, ada kenaikan yang cukup signifikan yaitu 10 persen tiap bulannya. Awal April hingga Juni, okupansi kita hanya 2 persen, tetapi bulan September sudah menjadi 53 persen,“ jelasnya.
Theresia mengatakan jika satu-satunya yang dapat dimiliki pegiat pariwisata sekarang adalah optimisme untuk dapat adaptif dengan keadaan.