Bisnis.com, DENPASAR — Kabupaten Jembrana Bali mengembangkan pisang Cavendish kualitas ekspor, dan telah dilakukan panen perdana pada lahan demoplot seluas 23 hektare.
Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan pengembangan produk holtikultura jenis buah Pisang Cavendish ini terus didorong pemerintah dalam Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor. Ini salah satu upaya meningkatkan pemerataan ekonomi di daerah.
“Untuk awal kita penuhi pasar di Pulau Dewata. Dan ke depannya kami yakin juga bisa memenuhi kebutuhan di luar Bali bahkan ekspor,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Rabu (4/11/2020).
Dari sisi lain, dia menyampaikan produksi pisang cavendish di Jembrana lebih produktif dibandingkan indukannya di Lampung. Sehingga ke depan, lahan budi daya akan terus dikembangkan dan telah disepakati dengan Pemprov Bali menjadi 300 hektare.
Sedangkan, pada Oktober 2020, luas tanam pisang cavendish di Jembrana telah mencapai 23,31 hektare dan ditargetkan pada akhir tahun 2020 luas tanam mencapai 32 hektare. Sehingga harapannya dapat meningkatkan nilai ekonomi hingga Rp2.211.840.000 per tahun, serta dapat mendorong tambahan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Program ini juga telah sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yakni mendorong petani dan nelayan agar membangun model bisnis korporasi dengan skala ekonomi yang efisien sehingga dapat mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan, teknologi, dan memperkuat pemasaran produk.
“Kerja sama kemitraan antara seluruh stakeholder adalah solusi yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kontinuitas produk pisang cavendish sebagai upaya Pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya.
Sementara itu, Susiwijono menjelaskan kontribusi ekspor khususnya buah-buahan Indonesia pada 2019 mencapai US$95,98 juta dengan total volume 110 ribu ton. Dari total ekspor tersebut, ekspor produk pisang memberikan kontribusi sebesar 11,62 persen terhadap ekspor buah-buahan nasional dengan nilai US$11,15 juta dengan volume 22.000 ton.
Adapun lima negara tujuan utama ekspor produk buah-buahan Indonesia yakni RRC, Hongkong, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Pakistan.
Sementara itu, lanjutnya, selama pandemi Covid-19 dari Januari sampai Agustus 2020, realisasi ekspor buah-buahan mengalami peningkatan US$102,93 juta atau meningkat 21,84 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Kondisi ini menunjukkan produk buah-buahan Indonesia diminati oleh pasar global, sehingga perlu dikembangkan serta meningkatkan kontribusi ekspor buah-buahan terhadap devisa negara.
Bupati Jembrana I Putu Artha menyambut baik pengembangan Pisang Cavendish di Jembrana. Diyakini dengan pola kerakyatan atau menggandeng petani, akan memberdayakan masyarakat Jembrana.
“Tentunya akan ada penambahan hasil dari petani. Kami harapkan petani di lokasi ini ikut membantu dan mengembangkan produk holtikultura ini,” tambah Artha.