Bisnis.com, DENPASAR - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mendorong adanya akselerasi kredit untuk sektor riil, sebagai upaya menahan laju penurunan ekonomi pada 2020.
Kepala KPw BI Bali Trisno Nugroho mengatakan langkah ini perlu dilakukan untuk mendorong sektor perekonomian yang produktif dan aman. Adapun sektor yang memberikan nilai tambah pada perekonomian, namun memiliki risiko penyebaran Covid-19 yang rendah seperti sektor pertanian, pangan, peternakan dan beberapa sektor lainnya.
"Perlu kita dorong akselerasi kredit ini, untuk menahan laju ekonomi Bali di tengah pandemi Covid-19 agar tidak semakin terpuruk," jelasnya, Selasa (25/8/2020).
Selain mendorong akselerasi kredit untuk sektor riil, Trisno juga mengusulkan program lainnya untuk menahan laju perekonomian pada 2020. Di antaranya pemberian relaksasi PSBB Provinsi dan Kabupaten/Kota secara bertahap dengan memperhatikan protokol kesehatan, percepatan absorpsi belanja pemerintah termasuk belanja PEMDA, pembukaan sektor ekonomi utama dengan disiplin ketat protokol CHSE serta digitalisasi UMKM dan Mendorong Gerakan Bangga Buatan Indonesia.
Lebih lanjut, dia mengukapkan memasuki tatanan kebidupan era baru di triwulan ke III pada Juli 2020, kredit perbankan Bali mulai menunjukkan peningkatan yang bersumber dari modal kerja sebesar 4,94 persen dan investasi sebesar 32,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Sementara dari sisi lapangan usaha bersumber dari kredit perdagangan sebesar 4,94 dan akomodasi makan dan minum sebesar 9,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Sehingga risiko kredit secara keseluruhan sedikit meningkat namun masih berada di bawah treshhold.
Baca Juga
"Lapangan usaha, resiko kredit konstruksi meningkat cukup tinggi dan perlu mendapat perhatian, begitu pula pada kredit UMKM yang akan ada pergerakan namun masih perlu perhatian," tuturnya.
Dari sisi lain, sambungnya, penyaluran dan penyerapan bantuan Program Sembako di Balinusra hingga Juni 2020 sudah optimal yakni hampir 100 persen. Nominal dan jumlah KPM nya pun meningkat dibandingkan dengan 2019 yang merupakan buah kebijakan pengembangan BPNT menjadi Program Sembako di mana terdapat peningkatan indeks bantuan dari Rp110.000/bulan menjadi Rp150.000/bulan pada Januari 2020 dan meningkat lagi menjadi Rp200.000/bulan mulai Maret 2020 sebagai salah satu upaya menghadapi Covid-19.
Sedangkan untuk menjaga daya beli masyarakat, penyaluran bantuan PKH tahap 2 untuk nominal bantuan April-Juni yang biasanya dilakukan pada April dipercepat menjadi Maret. Adapun penyaluran bantuan PKH hingga Juni sudah 100 persen dan penyerapan bantuan oleh KPM tercatat sebesar 91,46 persen.