Bisnis.com, DENPASAR - Petani karang hias di Pantai Pandawa Bali tetap produktif ekspor ke kawasan Amerika, Asia dan Eropa meski era pandemi Covid-19.
Ketua Kelompok Pembudidaya Karang Hias Pantai Pandawa Agus Joko Supriatno mengatakan adanya pandemi Covid-19 tidak berimbas pada permintaan ekspor untuk karang hias yang dikelolanya. Hanya saja ada pengurangan intensitas pengiriman yang semula empat kali dalam seminggu menjadi hanya dua kali dalam seminggu.
"Intensitas pengiriman yang dikurangi ini tidak menjadi kendala yang berarti untuk para nelayan," tuturnya di Pantai Pandawa, Rabu (12/8/2020).
Bersama 30 orang petani, Joko dapat melakukan ekspor karang hias ke Amerika, Asia dan Eropa dengan nilai penjualan dalam satu kali pengiriman senilai US$10.000 hingga US$15.000.
Kelompok kami, sambungnya, telah membudidayakan 42 jenis karang hias dengan harga jual tertinggi mencapai US$30 per satu buah karang hias, harga ini tergantung dari warna karang tersebut.
"Permintaan sangat tinggi terutama di kawasan Amerika, tapi kami yang belum mampu memenuhinya," jelasnya.
Baca Juga
Dia menuturkan, sebelum adanya budi daya karang hias, pantai pandawa sangat terkenal sebagai penghasil rumput laut dengan kualitas yang baik. Namun karena pesatnya perkembangan pariwisata, 2011 silam rumput laut mulai ditinggalkan oleh masyarakat dan beralih ke sektor pariwisata yang lebih menjanjikan.
Saat ini, lanjutnya, karena banyak masyarakat terdampak oleh Covid-19, sehingga banyak yang ingin beralih menjadi petani karang hias. Antusias masyarakat ini juga disambut baik oleh pengelola setempat.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo menyampaikan akan lebih berupaya untuk mengembangkan karang hias di kawasan Pantai Pandawa. Salah satunya dengan pemanfaatan teknik kultur jaringan, agar petani mendapatkan bibit karang hias dalam jumlah banyak dan waktu relatif singkat.
"Di sini saya pesankan, agar pengelola mengambil bibit karang hias tidak di tempat konservasi tapi di tempat yang disarankan oleh LIPI," tegasnya.
Pada kunjungannya tersebut, Edhy juga mendukung rencana pembuatan taman laut di kawasan ini. Menurutnya semakin banyak karang hias, akan semakin banyak oksigen yang dapat dihasilkan dan menjadikan lingkungan lebih sehat.
"Di Indonesia ada 400 jenis karang hias, dan Bali punya potensi besar untuk mengembangkannya," kata Edhy.
Dengan potensi tersebut, dia meyakini sektor pariwisata dan budi daya rumput laut akan saling mendukung. Sebab tidak dapat dipungkiri, bahwa dengan adanya pariwisata dapat mendatangkan orang-orang dari berbagai negara. Sehingga, secara tidak langsung akan membuka pasar untuk karang hias itu sendiri.