Bisnis.com, MATARAM — Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, melakukan penutupan kembali terhadap objek wisata pantai dan aktivitas di ruang publik yang dinilai berpotensi menjadi pusat penularan Covid-19.
"Dari hasil evaluasi, warga yang datang ke objek wisata pantai dan ruang publik salah satunya di CFD [car free day] tidak disiplin menerapkan protokol Covid-19. Jadi, kami putuskan ditutup daripada menimbulkan klaster baru," kata Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, Senin (13/7/2020).
Penutupan objek wisata dan ruang publik itu sebagai bentuk keseriusan pemerintah kota dalam melakukan pencegahan dan penanganan Covid-19 dan Kota Mataram bisa keluar dari zona merah.
Mataram masuk zona merah Covid-19 karena kasus positif baru terus ditemukan setiap hari dan berdasarkan data terakhir gugus pada Minggu (12/7/2020) pukul 22.00 Wita, secara kumulatif kasus Covid-19 di Kota Mataram sampai sebanyak 697 orang.
Oleh karena itu, beberapa objek wisata pantai yang ditutup Pemkot Mataram antara lain Pantai Gading, Pantai Ampenan, dan Pantai Loang Baloq yang saat ini menjadi pusat keramaian warga.
"Kami akui, jalur masuk ke pantai ini banyak dan kita tidak mungkin menjaga dan menutup total pantai sepanjang 9 kilometer," katanya.
Begitu juga dengan kegiatan CFD yang dilaksanakan setiap Minggu di Jalan Udayana, ditegaskan kembali wali kota ditiadakan untuk sementara waktu.
Oleh karena itu, aktivitas masyarakat dan pedagang pada Minggu harus ditutup total agar tidak menimbulkan kerumunan massa.