Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saatnya Pemda Beri Layanan Daring Untuk Transaksi di Pasar Tradisional

Kepala daerah di seluruh Bali diharapkan bisa mencontoh kolaborasi Pemkot Denpasar dengan aplikator dalam mempermudah masyarakat berbelanja di pasar tradisional secara virtual.
Pedagang di Pasar Badung, Denpasar melayani pembeli. Kota Denpaar sudah menerapkan layanan pembelian secara virtual di sejumlah pasar tradisional untuk mempermudah masyarakat. istimewa/bisnis
Pedagang di Pasar Badung, Denpasar melayani pembeli. Kota Denpaar sudah menerapkan layanan pembelian secara virtual di sejumlah pasar tradisional untuk mempermudah masyarakat. istimewa/bisnis

Bisnis.com, DENPASAR—Kepala daerah di seluruh Bali diharapkan bisa mencontoh kolaborasi Pemkot Denpasar dengan aplikator dalam mempermudah masyarakat berbelanja di pasar tradisional secara virtual.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Pendidikan Nasional Bali Prof. Sri Gede Dharma menilai kerja sama dalam pengiriman pembelian di pasar tradisional sangat membantu pada masa seperti sekarang ini. Di era pembatasan sosial seperti sekarang, dia mencontohkan aplikator seperti Gojek bisa difungsikan mempermudah transaksi tanpa harus bertatap muka langsung.

“Saya berharap begitu, para bupati di seluruh Bali dan juga aplikator welcome dengan pola kerja sama ini,” tuturnya saat dihubungi, Selasa (21/4/2020).

Terhitung sejak 27 Maret 2020, Pemkot Denpasar memberikan layanan belanja secara daring di Pasar Badung menggunakan aplikasi Go Shop milik Gojek. Layanan ini diterapkan untuk meminimalisasi keramaian dan mendukung penerapan pembatasan sosial. Denpasar merupakan daerah dengan tingkat warga positif terbanyak dibandingkan dengan daerah lain di Bali. 

Sri Gede Dharma menekankan pola belanja secara virtual ini membantu masyarakat karena kebutuhan sehari-hari mereka terpenuhi. Adapun bagi Gojek, berperan dalam proses pemesanan hingga pengantaran barang hingga tangan konsumen. Masyarakat akan tetap aman berada di dalam rumah dan mendapatkan pesanan mereka. 

Selain itu, pesanan yang didapatkan juga terjaga kualitasnya. Berbeda dengan pada saat teknologi daring muncul pada awal-awalnya, masih ada ketidakpercayaan dari masyarakat karena antara yang dipesan dengan dikirimkan oleh pedagang masih sering terdapat perbedaan. Adapun Gojek sudah memiliki standar kualitas dan bilik aduan bagi pelanggan.

“Ini sebuah momentum ini dipakai positif. Petani dan pedagang punya kebutuhan untuk menyalurkan buah-buah, sayur ikan segar. Daripada masyarakat pergi ke pasar ikan dan berkerumun lebih baik menggunakan jasa virtual,” jelasnya.

Guru besar Undiknas ini menegaskan, bahwa keberadaan aplikator pada era seperti sekarang sangat membantu semua pihak. Pembeli tetap aman dan sehat dari ancaman penyebaran virus COVID-19 serta berkumpul bersama keluarga. Bahkan, pembeli juga dapat memastikan apabila pesanan mereka sesuai dengan yang diinginkan.

Sebelumnya, kepada Bisnis, Dirut Utama PD Pasar Kota Denpasar IB Kompyang Wiranata menuturkan porsi belanja kebutuhan pokok secara daring atau online di pasar tradisional di Denpasar meningkat hingga mencapai 20 persen dari seluruh transaksi. Sebelum Corona mewabah, porsi transaksi online di pasar tradisional hanya dua persen dari transaksi. 

"Semenjak COVID-19, di pasar Badung contohnya, rata rata hampir seratus orang belanja tiap hari pakai jasa online," katanya.

Peningkatan transaksi melalui daring didorong imbuan tidak keluar rumah dan literasi teknologi meningkat. Wiranata menjelaskan pasar rakyat di Denpasar telah bertransformasi menjadi pasar modern sehingga solusi berbelanja dengan menggunakan GoShop.

Dia menekankan pada saat yang penuh tantangan ini, masyarakat tetap harus membeli kebutuhan bahan pokoknya dan pedagang dapat terus menjajakan barang dagangannya. Transaksi secara virtual diyakini akan sangat membantu sebagai solusi pembeli dan penjual.

Sementara itu, peningkatan belanja kebutuhan pokok seperti sayuran secara daring juga dirasakan oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Denpasar.  Pemilik CV Srikandi Pangan Bali Ratna Sari Dewi mengatakan, sebelum ada virus corona, penjualan sayur dengan cara daring hanya mencapai 20 persen, namun semenjak diterapkanya imbauan oleh pemerintah untuk #dirumahaja, penjualannya meningkat pesat hingga 60 persen.

"Perkembangan dari minat belanja secara daring sangat tinggi saat wabah COVID-19,  beberapa teman menghubungi kami untuk membeli persediaan sayur yang dimasak di rumah," katanya kepada Bisnis.

Dia menuturkan, sayur yang paling diminati yakni sayur wortel, bayam, sawi hijau, sawi putih, kentang , bumbu dapur dan juga lemon california yang saat ini menjadi favorit di kalangan masyarakat. Untuk total penjualan, sambungnya, perhari Ratna dapat menjual 50 Kg sayuran, yang sebelumnya hanya mencapai 10 Kg. Dia menjelaskan, jumlah ini tidak menentu, karena dua hingga tiga hari sekali jumlah pembeli dapat membludak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Feri Kristianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper