Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2.540 Ha Jagung di Sikka Dilalap Hama Ulat Grayak

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Mauritius Terwinyu da Cunha mengemukakan, sebanyak 2.540 hektare lahan tanaman jagung di kabupaten setempat rusak akibat diserang hama ulat grayak.
Para petani jagung di Desa Tuwagetobi, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur saat mengurus kondisi tanaman jagung mereka yang terserang hama ulat grayak, Senin (10/2/2020)./Antara-Kamilus Tupen)
Para petani jagung di Desa Tuwagetobi, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur saat mengurus kondisi tanaman jagung mereka yang terserang hama ulat grayak, Senin (10/2/2020)./Antara-Kamilus Tupen)

Bisnis.com, KUPANG - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Mauritius Terwinyu da Cunha mengemukakan, sebanyak 2.540 hektare lahan tanaman jagung di kabupaten setempat rusak akibat diserang hama ulat grayak.

“Serangan hama ulat grayak ini terjadi sejak bulan lalu dan umumnya terjadi di wilayah utara Sikka,” katanya ketika dihubungi dari Kupang, Selasa (11/2/2020) kepada Antara, terkait serangan hama ulat grayak di wilayah kabupaten yang berada di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

Dia mengatakan, serangan hama ulat grayak terjadi secara masif sejumlah kecamatan di sekitar Pantai Utara Sikka seperti Kewapante, Kangae, Alok, Alok Timur, Alok, Barat, Magepanda, dan sedikit di Waigete.

Wilayah-wilayah tersebut, lanjut dia, memiliki curah hujan yang rendah dibandingkan dengan wilayah tengah dan selatan sehingga hama ulat grayak berkembangbiak dengan cepat.

“Kondisi tanaman di wilayah utara memang sekarang lagi kekeringan, layu, dan stres, sehingga mudah terserang ulat grayak,” katanya.

Dia mengatakan, terkait upaya penanganan pihaknya menyediakan bantuan berupa obat insektisida dan fasilitas semprotan tangan untuk membantu pengendalian hama.

Hanya saja, lanjut dia, penanganan dengan pendekatan kimiawi seperti ini tidak dianjurkan karena mengandung zat beracun yang bisa membunuh tanaman.

“Meskipun kami sudah pasok obat dan fasilitas ini tapi kami tidak anjurkan untuk jadi prioritas karena kondisi tanaman lagi kering,” katanya.

Untuk itu, pihaknya telah menganjurkan para petani agar melakukan upaya pengendalian secara mekanis dengan mengambil ulat-ulat di setiap tanaman yang terdampak.

Mauritius menambahkan, pada wilayah yang terserang hama sudah diguyur hujan beberapa hari terakhir sehingga pihaknya berharap serangan hama sudah berkurang.

“Tapi memang tanaman yang sudah terlanjur layu walaupun bisa tumbuh kembali tetapi produksinya menurun,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Sutarno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper