Bisnis.com, DENPASAR - Flu Babi Afrika yang menyebabkan ratusan babi mati di Bali dipastikan tidak menular ke manusia. Tercatat ada 808 ekor babi mati dalam periode akhir Desember hingga saat ini.
"Iya betul, itu virus Flu Babi Afrika ada dan itu sudah diantisipasi Dinas Pertanian kita dengan Balai Besar Veteriner Denpasar tapi itu belum masuk kategori zoonosis atau menular ke manusia atau sebaliknya," kata Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra usai menggelar Sosialisasi Pergub No. 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan atau Destilasi Khas Bali, di rumah jabatan Gubernur Bali, Rabu (5/2/2020).
Akibatnya merebaknya virus ini, sejak bulan lalu, dia telah mengeluarkan surat edaran untuk melarang penjualan terhadap sisa-sisa makanan dari pesawat. Sisa-sisa makanan itu kata dia yang selama ini dijual dan pembeli biasanya merupakan peternak babi.
"Itu sisa-sisa makanan pesawat yang berasal dari luar jadi sumber virus. Kalau daging itu sudah terkontaminasi virus dimakan oleh babi kita maka dia bisa terjangkit," jelasnya.
Menurutnya penelitian mendapati awal sekali virus didapati di peternakan babi dengan bandara. Oleh karenanya pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran untuk melarang menjual sisa-sisa makanan dari pesawat per bulan kemarin.
Dia menuturkan, timnya dari Dinas Pertanian dan Balai Veteriner tengah melakukan pengendalian terhadap virus ini dengan jalan membersihkan kandang babi, baik besar maupun menengah. Desinfektan sudah didistribusikan dan diharapkan peternak bisa menyemprot secara mandiri.
Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan, obatnya dari virus Flu Babi Afrika belum ada jadi pihaknya cuma berikan desinfektan saja.
"Solusinya babi sakit diisolasi, yang mati dikubur untuk mengurangi terjangkit ke yang lain. Yang masih sehat dibersihkan kandangnya, kemarin kita sudah salurkan desinfektan 5.000 liter untuk sterilisasi kandang," kata Wisnuardhana.
Timnya lanjut dia, rutin terjun ke peternak untuk memantau peternak agar tidak memberikan pakan dari makanan sisa atau limbah. Kalaupun makanan sisa itu seperti dari hotel, katering, pesawat agar dimasak terlebih dahulu sebelum diberikan ke ternak.
"Virus tidak akan berkembang jika suhu panas. Data saat ini ada 808 ekor mati dan Badung paling parah tingkat kematiannya, setelah itu Denpasar, Tabanan, Gianyar dan Klungkung. Populasi babi di Bali capai 690.000," lanjutnya.
Untuk membuktikan virus itu tidak menular Pemprov bakal menggelar demo makan babi guling bersama pada tanggal 9 Februari 2020 mendatang.