Bisnis.com, DENPASAR - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mengaku masih memiliki stok bawang putih meski hanya sampai pertengahan April 2020 atau 3,5 bulan terhitung dari Januari 2020.
Kadis Perindustrian dan Perdagangan Bali Wayan Jarta berharap ada solusi impor dari negara lain karena stok menipis khususnya di Bali.
"Bali 70% impor bawang putih dari Tiongkok saja, itu juga yang paling disukai masyarakat kita. Kalau bawang lokal banyak tidak suka," jelasnya, Selasa (4/2/2020).
Menurutnya Bali akan ikut kebijakan pusat, namun ketersediaan di pasaran juga harus dipertimbangkan.
"Untuk wilayah Bali diambil lewat Tanjung Perak, Surabaya dan didistribusikan di sini pusatnya di Pasar Galiran Klungkung," jelasnya soal alur bawang putih di Bali.
Disperindag mencatat pada Januari-Maret persediaan bawang putih di Bali sebesar 3.953 ton sedangkan kebutuhan perbulannya sebesar 1.127 ton. Jadi kata dia, dari hitungan data, bulan Januari, Februari, Maret, sudah mulai menipis. Perkiraan datanya April sudah mulai habis.
Baca Juga
Adapun saat ini pemantauan Pasar Badung, Pasar Nyangelan, Pasar Kreneng dan Pasar Agung, Selasa (4/2/2020) didapati harga Rp52.875 per kg. Naik Rp3.000 per kg jika dibandingkan harga sebelumnya Rp49.875.
Selain 70% dari impor dia menyebut beberapa persen lainnya dipenuhi dari stok asal Bima di samping dari Tanjung Perak.