Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbangan ke China Disetop, Nasib Wisman di Bali Bagaimana?

Wisatawan asal negara Tirai Bambu yang masih di Bali diperkirakan berjumlah 3.000-4.000 orang.
Sejumlah wisatawan membawa barang bawaan setibanya di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (22/1/2020)./Antara-Fikri Yusuf
Sejumlah wisatawan membawa barang bawaan setibanya di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (22/1/2020)./Antara-Fikri Yusuf

Bisnis.com, DENPASAR — Wisatawan asal negara Tirai Bambu yang masih di Bali diperkirakan berjumlah 3.000-4.000 orang.

Angka tersebut didapat dari rata-rata kedatangan wisman Tiongkok 1.200 orang per-hari. Data BPS menyebutkan rata-rata tamu China yang tinggal di Bali rata-rata empat hari.

Berarti tanggal 5 Februari terakhir penerbangan ke China melyani yang datang tanggal 1 Februari.

"Jadi persoalannya kalau yang datang tanggal 2, 3 dan 4 Februari. Jika 1.200 kali 3 setidak-tidaknya ada 3.000 sampai 4.000 yang harus kita pikirkan bagaimana harus memberangkatkan mereka. Jumlah itu masih asumsi saya," jelas Wagub Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Senin (3/2/2020).

Cok Ace mengatakan ada edaran tanggal 5 Februari pukul 00.00, untuk menghentikan penerbangan dari dan ke Indonesia dari China. Oleh karena tidak ada penerbangan lagi, maka harus diketahui siapa mereka dan di mana mereka tinggal.

Data ini yang diperlukan sehingga bisa diputuskan apakah ada penambahan penerbangan (ekstra flight) dan lain sebagainya.

Selain itu, Cok Ace juga mengaku masih sulit mengambil keputusan sebagaimana yang disampaikan pemerintah bahwa pesawat yang terbang dari Bali atau Indonesia akan berakhir besok.

Bagaimana halnya dengan tenaga kerja termasuk orang China yang berbulan-bulan, berminggu-minggu mereka ada di Bali? Bagaimana kebijakannya?

"Apakah harus meninggalkan Bali besok, ini yang belum saya dapat jawabannya dan harus konfirmasi lagi dengan pusat seperti negara lain yang tidak termasuk dalam ketentuan tersebut," bebernya.

Hal-hal teknis seperti ini, tambah dia, harus dipertimbangkan, yang jelas pihaknya susah untuk membuat keputusan yang pasti ketika data orang-orang tersebut tidak terdata semua. Di mana mereka dan berapa lama tinggal di sini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Busrah Ardans
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper