Bisnis.com, DENPASAR—Dinas Pariwisata Bali belum mengetahui secara spesifik penyebab penurunan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara asal China ke Pulau Dewata pada tahun ini.
Plt Kadisparda Bali Putu Astawa menyatakan kesimpulan penyebab tumbuh negatifnya kunjungan turis China baru bisa diketahui setelah akhir tahun ini, karena pihaknya masih menelaah sejumlah indikator. Menurutnya, meskipun data dari BPS Bali pada periode Januari-September 2019 terlihat adanya penurunan turis dari negara tersebut, pihaknya belum bisa memastikan faktor pengaruh.
Dikutip dari data BPS, pada September 2019, Secara kumulatif, jumlah wisman yang datang langsung ke Bali selama Januari-September 2019 tercatat sebanyak 4.672.230 orang, lebih tinggi dibandingkan dengan Januari-September 2018, atau naik setinggi 0,54%. Jika dirinci, turis China masih berkontribusi terbesar, tetapi mengalami pertumbuhan negative sebesar 13,83% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Selain China, Malaysia dan Jepang turisnya yang datang ke Bali juga menurun.
“Karena kalau secara kumulatif sudah ada, tetapi datanya ini masih Januari-September. Bisa saja secara bulanan memang ada fluktuasi sehingga datanya bisa berubah,” tuturnya pada Jumat (1/11/2019).
Menurutnya, tingkat kunjungan turis dari negara tersebut memang naik turun menyesuaikan dengan musim liburan di sana. Tidak mengherankan jika dalam beberapa bulan posisinya disalip oleh turis dari Australia. Namun, mantan kepala bappeda Bali ini membantah jika salah satu penyebabnya adalah kebijakan razia yang dilakukan pemprov Bali terhadap toko yang menyasar wisman China di sini.
Pada akhir 2018 lalu, pemprov Bali membongkar praktik jual beli wisman China secara murah dengan menyidak sejumlah toko yang menyasar konsumen dari wisatawan negara tersebut. Astawa menegaskan kebijakan tersebut tidak bisa menjadi indicator sebagai penyebab rendahnya kunjungan wisman dari salah satu negara terbesar di dunia tersebut.
“Sama seperti ekspor selalu ada naik turun karena ada dinamikanya. Sekarang kan di Hong Kong juga sedang terjadi demo, ada perang dagang, jadi paling realistis untuk melihat apa penyebabnya adalah setelah akhir tahun ini,” tuturnya.
Kendati demikian, Astawa optimistis hingga akhir tahun tingkat kunjungan wisman ke Bali akan lebih dari 6 juta orang. Dia memperkirakan pada kisaran angka 6,2 juta-6,3 juta orang jika mempertimbangkan tingkat kunjungan per bulan sebanyak 590.000 orang dan masih tersisa Oktober hingga Desember.