Bisnis.com, DENPASAR—Balai Diklat Industri atau BDI didorong untuk memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah dan mitra untuk menentukan kebutuhan SDM yang tepat bagi industri serta model pelatihan.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto menuturkan balai diklat harus menyesuaikan dengan kebutuhan industri tempat diklat berada. Hal itu penting agar penyusunan kurikulum sertifikasi hingga penempatan kerja bagi SDM yang dilatih bisa dioptimalkan karena sudah ada kesesuaikan antara kebutuhan dan pelatihan.
“Dengan semakin erat kerja sama dan sudah spesifik maka diklat akan hasilkan output tenaga siap pakai. Oleh karena itu kami ingin mendorong kerja sama antara pemangku kepentingan dengan lebih baik lagi. Di Denpasar dengan provinsi dan kabupaten kota maupun dengan industri di Bali,” jelasnya di sela-sela rapat Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Program BPSDMI Kementerian Perindustrian di Denpasar, Jumat (1/11/2019).
Dia menyampaikan bahwa bonus demografi yang dimiliki Indonesia harus didukung dengan pengembangan kualitas SDM industri yang unggul guna mencapai visi Indonesia maju. BPSDMI Kemenperin mengelola 7 Balai diklat industri di Medan, Padang, Jakarta, Jogjakarta, Surabaya, Denpasar, Makasar dengan spesialisasi kompetensi yang berbeda-beda.
Pihaknya bertekad untuk terus mencetak SDM Industri yang terlatih, kompeten dan siap kerja melalui keberadaan balai diklat tersebut. Sepanjang 2018, industri kreatif mampu menyumbang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, senilai Rp1.000 triliun. Adapun tiga subsektor yang menjadi penopang utamannya, yaitu industri kuliner sebesar 41,69%, fashion 18,15% dan kriya 15,70%, sementara kontribusi industri animasi terus meningkat, saat ini sudah 6%.
Melihat perkembangan tersebut, BDI dapat menjadi salah satu tulang punggung mencetak SDM yang sesuai dengan perkembangan sektor penopang industri di Tanah Air. Salah satu contohnya adalah lokasi BDI Denpasar yang memiliki spesialisasi di bidang animasi dan digital content.
Pada 2019, BDI Denpasar menargetkan mampu menghasilkan lulusan pendidikan dan pelatihan hingga 2.000 orang lulusan. Adapun hingga September, sudah tercetak sebanyak 1.700 orang lulusan yang mampu diserap oleh dunia kerja.
Kepala BDI Denpasar Paryono menyampaikan berbagai program pelatihan telah dilaksanakan dari awal Januari dan nanti berakhir di bulan Desember yang meliputi pelatihan di bidang animasi, programming, dan desain grafis. Tidak hanya diklat 3in1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja), pembinaan sumber daya manusia industri kreatif yang dilaksanakan juga mencakup program kewirausahaaan melalui Inkubator Bisnis Tohpati dan bengkel kerajinan membuat makerspace.
“Ini sesuai dengan amanat UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian serta penunjjukan Balai Diklat Industri Denpasar sebagai Bali Creative Industry Center dengan lima fungsi antara lain menjadi Pusat inovasi dan kekayaan intelektual, pusat pendidikan dan pelatihan, pusat promosi dan pemasaran, pusat pengembangan industri software dan konten, serta pusat inkubasi bisnis,” jelasnya.