Bisnis.com, DENPASAR—Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bali mencatat hingga Mei 2019 di Bali terdapat 18.681 investor saham atau tumbuh 20,66% di Pulau Dewata.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Bali I Gusti Agus Andiyasa mengatakan hingga akhir tahun diharapkan bisa melampaui pertumbuhan jumlah investor tahun lalu yang mencapai lebih dari 40%.
“Kami berharap ada pertambahan sekitar 6.000 investor hingga akhir tahun,” katanya, Kamis (4/7/2019).
Menurut Agus pada 2018 lalu investor saham dari Bali mencatat transaksi sekitar Rp10 triliun dalam setahun yang diharapkan mampu berlipat pada 2019 ini.
Kata dia BEI Bali menggandeng perusahaan sekuritas gencar melakukan edukasi dan sosialisasi pasar modal untuk menggaet investor saham yang lebih banyak lagi.
Selain menyasar siswa SMA dan masyarakat umum, BEI Bali bekerja sama dengan 11 perguruan tinggi untuk sosialisasi hingga praktik investasi saham.
Agus menyebut kemudahan investasi dan memantau pergerakan saham secara daring (online) sangat menarik, terutama kalangan milenial yang sangat familiar dengan perkembangan teknologi informasi.
Apalagi, tambahnya, kini bursa efek juga mengakomodasi kalangan anak muda yang tertarik ikut menanamkan modal di UMKM maupun usaha startup atau milenial.
Berdasarkan data BEI Bali investor saham di Bali terdiri dari kalangan muda usia 18-25 tahun (25%), 26-30 tahun (17%), 31-40 tahun (24%), dan 41 tahun ke atas (33%). Sedangkan sesuai sebaran wilayah yang terbanyak di Denpasar (50%), menyusul Badung (17%), Gianyar (8), Buleleng, Tabanan (7%), Jembrana, Karangasem, Klungkung (3%), dan Bangli (2%).
Kata Agus sosialisasi dan edukasi tentang pasar modal juga banyak dibantu 4 komunitas investor saham yang sangat aktif berkomunikasi di media sosial dan menyelenggarakan berbagai kegiatan.
PIC IndoPremier Sekuritas Bali Cokorda Agung Nata Arimbawa mengatakan mencatat 50-60 investor baru setiap bulan yang masuk secara konvensional, belum termasuk pendaftar melalui online yang terhitung hingga ratusan investor per bulan.
Kata Nata hingga akhir tahun IndoPremier ingin bersaing dengan 12 perusahaan sekuritas lain yang beroperasi di Bali dan berharap mampu bertumbuh hingga 20%.
“Selain mengandalkan pelatihan melalui internet atau webinar, kami juga membuka training untuk masyarakat umum setiap bulan di kantor IndoPremier Bali yang satu gedung dengan BEI,” katanya.