Bisnis.com, DENPASAR—Pengelolaan tambang Batu Hijau PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat dipuji oleh akademisi dari Universitas Tasmania, Australia.
Professor of Economic Geology, CODES, Transforming the Mining Value Chain (TMVC), University of Tasmania David Cooke mengatakan Batu Hijau merupakan tambang porfiri tembaga-emas dengan deposit kelas dunia yang dikelola dengan teknologi tinggi. Dia menegaskan menyaksikan sendiri bagaimana tambang dioperasikan dan dikelola dengan baik mulai dari proses penambangan hingga pengolahan batuan.
“Tim Geologi di tambang Batu Hijau merupakan tempat bekerja yang baik dan fantastis, karena tim ini memiliki data yang akurat yang menjadikan proses operasi pertambangan dapat berjalan dengan sangat baik,” jelasnya dikutip dari siaran pers, Rabu (13/3/2018).
Penegasan itu disampaikan saat mendampingi 33 mahasiswa program doktoral yang sedang belajar di CODES (Center for Ore Deposit and Earth Sciences) mengunjungi Batu Hijau pada 9-11 Maret. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan menjadi bagian dari program pembelajaran mengenai Deposit Bijih (Ore Deposit) dengan cara melihat langsung kegiatan operasi penambangan dan eksplorasi Amman Mineral.
Kegiatan kunjungan para mahasiswa ini diawali dengan meninjau bagian operasi tambang, pabrik pengolahan serta tempat penyimpanan coreshed yaitu contoh batuan hasil pengeboran di tambang Batu Hijau dan wilayah eksplorasi Elang.
“Di sini kami juga diterima dengan sangat baik, profesional, bersahabat dan menyenangkan sehingga tambang Batu Hijau menjadi tempat yang sangat bagus untuk belajar bagi para mahasiswa,” katanya.
Ketua Kombers KCMI IAGI – Perhapi dan Dosen Tamu di Universitas Tasmania Adi Maryono, memaparkan mahasiswa yang datang berkunjung berasal dari 15 negara, yakni Amerika, Canada, Inggris, Cina, Laos, Thailand termasuk Indonesia.
Ditegaskan olehnya, Tambang Batu Hijau merupakan salah satu model tambang terbaik di dunia yang sangat tepat untuk dijadikan referensi dan tempat belajar mengenai eksplorasi maupun tambang porfiri tembaga-emas.
“Setelah sekian lama meninggalkan Batu Hijau, saya merasa beruntung bisa kembali ke sini dan melihat Batu Hijau masih beroperasi dengan menjalankan praktik-praktik pertambangan terbaik seperti sebelumnya,” kata Adi.
GMO dan KTT Amman Mineral Wudi Raharjo mengaku senang menerima kunjungan para mahasiswa dari Universitas Tasmania, Australia di tambang Batu Hijau. Dia berharap kegiatan ini dapat membantu memperluas wawasan serta menambah pengetahuan para mahasiswa tentang proses eksplorasi dan operasi tambang.
“Kegiatan ini juga menjadi salah satu motivasi kami untuk dapat terus menerapkan praktik-praktik pertambangan yang baik dan benar serta bertanggung jawab,” jelasnya.