Bisnis.com, DENPASAR – Pengusaha oleh-oleh di Bali belum merasakan dampak dari kebijakan bagasi berbayar yang berlaku sejak awal 2019.
Salah satu pengusaha tersebut yakni Gusti Ngurah Anom, pemilik Krisna Oleh-Oleh Khas Bali. Menurutnya, dampak kebijakan bagasi berbayar belum terlihat sebab Januari memang menjadi bulan sepi pengunjung.
Jika dibandingkan dengan Desember atau akhir tahun dengan Januari atau awla tahun, ada penurunan pengunjung hingga 50%. Kondisi ini hampir terjadi setiap tahun. Bahkan, di bulan puasa, penurunan pengunjung bisa mencapai 70% dibanding musim liburan atau peak season.
Ajik Cok, sapaan akrabnya, mengindikasikan, jika terjadi penurunan pembelian pada gerai-gerainya, hal itu disebabkan karena sepi pengunjung atau low season. Setidaknya pada Desember, Krisna Oleh-Oleh Khas Bali bisa kedatangan hingga 10.000 pengunjung. Sementara, di Januari jumlah itu langsung menurun menjadi 5.000 pengunjung. Kondisi ini akan berlangsung hingga musim liburan kembali datang.
“Sampai saat ini, ajik belum melihat ada pengaruh ya dari penjualan kebijakan ini, Januari-Februari itu memang penjualan agak turun karena masih low season,” katanya kepada Bisnis, Selasa (12/2/2019).
Hal senada juga disebutkan oleh Fanny Agustin, owner Pie Susu Asli Enaak. Lantaran masih low season, kebijakan bagasi berbayar belum berdampak pada penjualan bisnisnya.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam satu hari di Bulan Januari, Fanny mampu melakukan pengiriman ke 5 sampai 10 tujuan. Sementara di musim ramai, mampu ke 20 tempat tujuan.
“Kalau jumlah pembeli mungkin tidak menurun ya, kemungkinan mereka akan mengurangi kuantias, untuk saat ini sih masih belum, jadi mungkin akan sedikit berpengruh pada bisnis kita,” katanya.