Bisnis.com, DENPASAR – Sopir transportasi konvensional di Pulau Dewata yang tergabung dalam Bali Transport Bersatu (BTB) menemui Gubernur untuk menyampaikan keluhan mengenai beroperasinya taksi online.
BTB melakukan audiensi ke Gubernur Bali I Wayan Koster pada Kamis (7/2/2019) siang.
BTB sendiri sudah dibentuk sejak satu setengah tahun lalu sebagai wadah sopir taksi konvensional untuk beraspirasi. Sopir yang tergabung dalam BTB adalah mereka yang bekerja pada industri pariwisata dengan pangkalannya seperti Bandara, Hotel, maupun destinasi wisata.
BTB menyampaikan beberapa keluhan terkait hadirnya taksi online dan meminta gubernur untuk melakukan komitmen atas kerugian yang selama ini dirasakan.
Ketua BTB I Nyoman Suwendra mengatakan sejak taksi online beroperasi sekitar tiga sampai empat tahun lalu di Bali, mereka kesulitan mendapatkan penumpang. Bahkan, mereka harus mengantri lama di pangkalan.
Menurutnya, sejak hadirnya taksi online, telah terjadi penurunan pendapatan sopir taksi konvensional hingga 90% dari rata-rata biasanya. Adapun, dalam sehari mereka mengaku hanya mendapatkan upah senilai Rp50.000 sampai Rp70.000 saja dengan jumlah penumpang hanya satu dua orang.
“Tuntutan kami tetap sama di awal, kita tidak mau ada taksi online di Bali karena konvensional sudah turun temurun beroperasi sejak pariwisata ini berkembang,” katanya, Kamis (7/2/2019).
BTB juga mengganggap dengan hadirnya taksi online, Bali dijual dengan harga murah. Adapun biaya transportasi taksi konvensional dengan taksi online memang berbeda jauh. Perbedaan harga ini lantaran, taksi online yang tidak perlu mengeluarkan biaya kontribusi bagi destinasi maupun desa tempat menarik penumpang.
“Teman-teman kami sangat dirugikan, sejak dulu kami minta bertemu gubernur tidak pernah ditemui, ini pertama kali kami bertemu, sekarang sudah ada komitmen kami tinggal menunggu,” katanya.
Setelah melakukan audensi, Gubernur Bali I Wayan Koster berjanji akan melakukan penutupan operasional taksi online di Pulau Dewata. Koster meminta sopir taksi konvensional untuk bersabar sebab masih diperlukan sedikit waktu untuk mampu merealisasikan tersebut.
“Saya perhatikan serius, tunggu waktu yang tepat saja, kita sikapi setelah pemilu,” katanya.