Bisnis.com, MANGUPURA — Hujan deras dan angin kencang dalam sepekan ini membuat petugas bekerja keras melakukan pembersihan Pantai Kuta dari sampah kiriman dari laut yang sangat mengganggu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Badung Ida Bagus Surya Suamba mengatakan kiriman sampah ini rutin terjadi setiap tahun dan telah disiapkan penanganan yakni meratakan pasir jika cuaca sudah memungkinkan.
“Selain itu, pasir yang terbawa ombak dan angin kencang bisa mencapai jalan raya, kami harus segera menangani dan mengembalikan ke kondisi semula di pantai,” katanya, Kamis (24/1/2018).
Menurut Suamba selain mengembalikan pasir yang terbawa angin kencang pihaknya juga melakukan pendataan pengikisan pinggir pantai akibat terjangan ombak.
Ia berharap bisa segera melakukan penanganan agar kondisi destinasi utama dan ikon pariwisata Kabupaten Badung itu bisa kembali seperti semua dan tetap dikunjungi wisatawan.
Kata dia stafnya juga melakukan pendataan sejumlah titik yang terkikis untuk mengetahui bagian mana yang terparah dan menentukan rencana penanganan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung Putu Eka Merthawan mengatakan telah menanangani sekitar 650 ton sampah kiriman selama dua hari dari 12 tempat penampungan sementara atau ‘stop over’ dari Pantai Pererenan hingga Pantai Jimbaran.
Selama dua hari penanganan, Selasa-Rabu (22-23/1/2019), Pantai Kuta ditutup untuk umum. Penutupan sementara ini termasuk yang terlama, karena bisanya hanya berlangsung setengah hari.
Sampah yang menyerbu pantai di wilayah Kabupaten Badung itu berupa plastik kemasan hingga ranting dan batang kayu yang cukup besar.
Wisatawan diperkenankan kembali masuk ke Pantai Kuta, tetapi untuk aktivitas berenang di pantai masih belum diperbolehkan. Petugas memasang bendera merah di sepanjang pantai pertanda larangan berenang di lokasi tersebut.