Bisnis.com, MATARAM – Lombok International Airport (LIA) yang sempat keluar dari posisi merugi, nampaknya LIA harus kembali menelan pil pahit pada penghujung tahun ini.
General Manager Lombok International Airport Gusti Ngurah Ardita mengatakan menurunnya keuntungan yang didapat LIA lantaran selama satu tahun terakhir ini sekitar 2.000 slot penerbangan yang dimiliki tidak terisi optimal.
"Sedikit menuju negatif. Tapi kita belum tahu posisi terakhir karena belum closing sampai Desember ini," ujar Ardita saat Coffee Morning bersama media di Mataram, Jumat (21/12/2018).
Salah satu faktor tidak optimalnya penggunaan slot penerbangan tersebut adalah adanya gempa yang terjadi pada Juli 2018 lalu. Setidaknya dari bencana tersebut berdampak pada kosongnya sekitar 1.900 slot penerbangan.
Menurut Ardita, hingga November 2018 terjadi peningkatan penumpang sebesar 1,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, secara target rencana angka tersebut tidak mencapai hasil yang diharapkan.
Guna meyakinkan maskapai dan juga memberikan layanan kepada para penumpang yang menggunakan bandara, PT Angkasa Pura I telah membangun apron dan paralel taxi way dan menambah delapan parking stand untuk pesawat narrow body.
"Sekarang sudah punya 18 parking stand setara narrow body, jadi bisa jadi 22 pergerakan pesawat per jam," ujar Ardita.
Sementara itu, tahun depan pihaknya akan fokus pada pembangunan perluasan terminal. Rencananya, pembangunan tersebut akan dilakukan pada sisi barat dan timur bandara dengan luas masing-masing 10ribu m2. Area terminal timur nantinya akan digunakan untuk penerbangan internasional, sedangkan area barat akan digunakan untuk penerbangan domestik.
"Tentunya harus sejalan dengan konsep pengembangan pariwisata di lombok dengan mempertimbangkan pertumbuhan dan kebutuhan dari luar," ujarnya.