Bisnis.com, DENPASAR – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali mencatat daging sapi lokal hanya terserap di hotel kelas melati hingga bintang III lantaran kualitas yang dinilai belum memenuhi persyaratan.
Meski di sisi lain, daging sapi Bali cukup menjadi primadona karena banyak dikirim ke luar daerah. Tercatat, hingga 2018, target pengiriman sapi Bali ke luar daerah adalah sebanyak 47.632 ekor. Hingga saat ini realisasi pengirimannya sebanyak 97% atau sebanyak 46.260 ekor.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali Ni Made Sukerni mengatakan daging sapi lokal Bali memiliki lemak yang sedikit dengan aroma yang khas. Kondisi lemak yang sedikit menjadikan daging sapi lokal jarang masuk hotel berbintang.
Selain itu, dari satu ekor daging sapi seberat 400 kilogram hanya mampu menghasilkan sekitar 5kg sampai 8 kg tenderloin dan sirloin. Hal ini berbeda dengan jenis daging lainnya yang bobotnya lebih besar sehingga menghasilkan tenderloin dan sirloin lebih banyak.
“Tetapi kita akan dorong, supaya daging sapi Bali makin banyak masuk industri perhotelan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (13/12/2018).
Oleh karena itu, Pemprov Bali mengupayakan peningkatan kualitas daging sapi Bali dengan melakukan proses aging atau pelayuan untuk membuatnya menjadi lebih empuk. Adapun saat ini tekstur daging sapi Bali masih tergolong keras.
“Jadi kalau sudah empuk bisa disajikan menjadi steak oleh hotel dan restoran,” katanya.