Bisnis.com, DENPASAR – Asosiasi Pengusaha Indonesia memfasilitasi para alumni Diplomat Success Challenge untuk memeroleh pinjaman dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir atau LPDB Kementerian Koperasi dan UMKM.
Ketua Bidang UMKM-IKM DPP Apindo Ronald Walla mengatakan menjembatani lulusan Diplomat Success Challenge (DSC) yang memiliki usaha prospektif sesuai dengan kriteria penyaluran dana LPDB.
“Agar bisa berkembang, UMKM-IKM tidak hanya membutuhkan dukungan permodalan, tetapi juga pengetahuan mengenai kewirausahaan, bisnis, produk, serta jaringan bisnis yang kuat,” katanya, dikutip dari rilis, Kamis (29/11/2018).
Menurut Ronald kehadiran UMKM-IKM dalam ekonomi sangat penting karena perannya mencapai 80% PDB nasional sehingga saat ekonomi lesu diharapkan mereka menjadi tulang punggung agar ekonomi dapat kembali bangkit.
Kata dia alumni DSC yang telah melengkapi permohonan untuk mendapatkan dana bergulir LPDB sebanyak 72 badan usaha dengan nilai nominal kredit yang diajukan sebesar Rp24,8 miliar.
Ia menyuebut sebagian peserta DSC ini membutuhkan modal untuk memenuhi pesanan permintaan, seperti pelaku produsen alat musik yang mendapat order ekspor sehingga membutuhkan bantuan modal untuk pengadaan bahan baku.
DSC merupakan program tahunan PT Wismilak Inti Makmur Tbk untuk mencari wirausaha berbakat agar bisnis yang semula masih konsep dapat berjalan dan berkembang, bagi pemenangnya sendiri mendapat bantuan permodalan dan pendampingan.
Hingga kini DSC memiliki 475 alumni finalis yang tergabung dalam Diplomat Entrepreneur Network (DEN). DEN mendapat bimbingan dan pendampingan oleh DSC untuk mengembangkan usaha dengan dana hibah untuk modal usaha yang tahun ini berjumlah total Rp 2 miliar.
Setelah hibah modal usaha terpakai seluruhnya, maka waktunya para alumnus tersebut mandiri dengan pinjaman modal usaha dengan sistim konvensional maupun syariah yang bagi hasilnya rendah dari LPDB-KUMKM.
"Harapannya dengan adanya dana pinjaman bergulir ini para pengusaha anggota DSC ini dapat meningkatkan statusnya dari usaha mikro ke usaha kecil, dari usaha kecil ke usaha menengah, dan seterusnya," kata Edric.