Bisnis.com, DENPASAR - Bali telah memiliki sebanyak 752 kelompok sistem pertanian terintegrasi atau Simantri sejak program ini dicanangkan 10 tahun lalu.
Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan berbagai upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan Simantri.
Dia menegaskan upaya inovasi telah dilakukan, khususnya untuk mengatasi berbagai kendala dalam pelaksanaan Simantri.
"Seperti perbaikan-perbaikan teknik pengolahan limbah agar lebih praktis dan berkualitas, Instalasi Bio Urine tidak lagi menggunakan tangga penipisan amoniak," jelasnya, Minggu (18/11/2018).
Wisnuardhana menyataka upaya lain adalah mengansurasikan ternak sapi Simantri, mengharuskan setiap simantri melaksanakan demplot pertanian organik, melengkapi instalasi biogas dengan teknik dizulfuriser dan teknik bolting yang bekerjasama dengan grup riset Fakultas Teknik UNUD.
Di samping terjadinya beberapa kendala berupa kasus pada beberapa Simantri, telah banyak hal-hal positif yang diperoleh dari pelaksanaan program simantri.
Dia mencontohkan perkembangan jumlah kelompok sinatri dari 10 kelompok menjadi 752 kelompok, perkembangan jumlah induk sapi dari 20 ekor menjadi 14.040 ekor pada 2018. Untuk meningkatkan kualitas, pihaknga melakukan penilaian dengan tujuan untuk memotivasi para kelompok tani agar lebih berkembang menjadi kelompok mandiri dan tangguh.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengajak masyarakat mulai beternak sapi Bali.Selain untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui pengembangan usaha peternakan, sapi Bali juga memiliki keunggulan pada dagingnya yang bisa disandingkan dengan sapi internasional.
Koster mengaku telah mempersiapkan tim ahli untuk melalukan pengkajian guna penyelenggaraan simantri yang lebih baik untuk kedepannya. Guna membangkitkan semangat masyarakat, pada 2019 Pemprov Bali akan membuat kontes sapi Bali di setiap Kabupaten/Kota dan nanti yang terbaik akan mendapatkan hadiah satu setengah kali dari harga sapi yang diperlombakan.
"Untuk itu kami berharap kedepan masyarakat Bali bisa membangun kembali minatnya untuk beternak dan melestarikan sapi Bali, karena semakin banyak individu maupun lembaga yang melestarikan sapi Bali maka akan semakin baik untuk menjaga keberadaan sapi-sapi Bali," jelasnya.