Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lapan Mendeteksi Ada Lima Titik Panas di Manggarai

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rabu (31/10/2018) mencatat, lima titik panas (hotspot), tersebar di wilayah Manggarai Barat dan Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Nelayan melintas saat matahari tenggelam di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Nelayan melintas saat matahari tenggelam di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (12/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, KUPANG – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rabu (31/10/2018) mencatat, lima titik panas (hotspot), tersebar di wilayah Manggarai Barat dan Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Berdasarkan data titik panas (hotspot) di NTT dari citra satelit MODIS Terra dan Aqua yang bersumber dari LAPAN, terdeteksi lima titik panas di wilayah Manggarai," kata Forecaster dari BMKG Stasiun El Tari Kupang, Ni Putu Nonik Prianti, Selasa.

Ke-lima titik panas itu berlokasi di Komodo, Lembor, Macangpacar di wilayah Manggarai Barat dan Sambirampas dan Kotakomba di Manggarai Timur.

Selain di wilayah Kabupaten Manggarai Barat dan Manggarai Timur di Pulau Flores, LAPAN juga mencatat enam titik panas di wilayah Pulau Sumba.

Enam titik panas itu yakni berlokasi di Wewewa Barat, dan Kodi di Kabupaten Sumba Barat Daya dengan tingkat kepercayaan 89%.

Sementara empat lokasi lain di Pulau Sumba adalah Haharu, dan tiga titik Paberiawai, Kabupaten Sumba Timur.

Titik panas lain juga terdapat di Riung dan Ngadabawa, Kabupaten Ngada, Aesesa di Kabupaten Nagakeo dan Malaka Tengah di Kabupaten Malaka.

"Titik panas ini dapat berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan,: katanya menambahkan.

Menurut dia, analisis data titik panas (hotspot) ini menggunakan data dengan tingkat kepercayaan 80%. Kondisi ini dilakukan karena SiPongi sebagai sistem monitoring kebakaran hutan dan lahan, lebih fokus untuk dapat mendeteksi indikasi kebakaran hutan dan lahan di lapangan dengan tingkat kemungkinan tertinggi, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper